Blue Fire Pointer
Sabtu, 31 Januari 2015

SEBUAH NAMA, SEBUAH CERITA.

SEBUAH NAMA, SEBUAH CERITA.

Oleh : Mohammad Khadziqun Nuha



Mohammad Khadziqun Nuha, mungkin nama itu merupakan nama yang asing ditelinga sebagian besar penghuni planet bumi ini, bahkan bagi penghuni planet lain juga. Sebuah nama yang mungkin hanya segelintir orang saja yang mengetahui apa artinya. Sebuah nama yang susah untuk dilafalkan dan jua untuk dituliskan (Untungnya belum ada berita orang yang meloncat dari gedung lantai tiga karena sukar melafalkannya). Mungkin banyak yang bertanya-tanya, apa sih makna yang terkandung dalam nama tersebut sehingga kedua abah dan ibuku menganugerahkan nama tersebut pada saat menyembelih kambing dan memotong rambutku dahulu? Marilah kita kupas bersama, setajaaaaaaaaaaaam…. Samurai Jepang.

Pertama-tama, marilah kita (panjatkan puja dan puji syukur... #plakk) bahas terlebih dahulu bagaimana orang awam memanggilku. Apabila mereka telah mengenalku, mereka akan dengan lantang memanggilku dengan sebutan Kadiq atau lebih tepatnya adalah hadziq. Namun apabila mereka masih baru saja  menjumpai sesosok makhluk yang berupa seorang aku dan susah untuk melafalkan bahasa arab, mereka akan menyebutku dengan Khadziq, Khodziq, Kadek, Khadziqun, Khadiziqun, Qun, Un, Nuha, Konoha, Kodok, Kadir, Godir, Khadziqunnuha (kalau yang ini kakak kelasku yang selalu memanggil lengkap), dan banyak  lagi lainnya, tapi aku lebih sering dipanggil, “heh”. Namun anehnya, dari sekian banyak panggilan itu, belum kujumpai yang menggunakan panggilan Mohammad atau bahkan (maaf!), Kanjeng Pangeran. Sebagai pemilik nama yang cukup “freak” ini, aku merasa fine-fine saja ketika mereka menyebutku dengan berbagai panggilan tersebut walau kadang juga illfeel ketika ada yang memanggilku dengan konotasi yang negatif (sakitnya tuh disini!)

Sempat aku berfikir bahwa nama yang tergolong langka (mungkin malah layak masuk museum orangnya) ini hanya aku sendiri yang memilikinya. Namun asumsi itu akhirnya pupus ketika aku masuk di madrasah di salah desa di Kecamatan Gondang, Tulungagung (#Tiiiittt... Aku ngga bilang di Madrasah Salafiyyah Syafi’iyah, Wonokromo) karena ada dua kakak tingkatku yang memiliki nama yang sama dan malah mereka satu kelas. Dalam hati aku tersenyum, terimakasih Tuhan, ternyata Engkau tidak menganugerahkan nama yang “freak” ini padaku sendiri. Senyumku semakin lebar ketika aku mendapati nama Mohammad Khadziqun Nuha juga dimiliki oleh salah seorang teman facebookku. Haha, ternyata mereka juga merasakan apa yang aku rasakan.

Baik, mengenai ejaan, mungkin banyak yang mengira kalau ejaan itu merupakan ejaan yang benar versi bahasa arab. Berdasarkan ejaan tulisan arab yang benar adalah محمد حاذق النهى  , yang tentunya ejaan itu sedikit  menyeleweng dari tata ejaan baku bahasa arab. Mengapa bisa seperti itu? Ceritanya seperti ini, pada jaman dahulu kala, saat itu aku telah masuk pada jenjang sekolah dasar namun belum memiliki akta kelahiran sehingga guru kelas satu-ku kala itu, ibu Almh. Titiek Rubiah (keren ngga tuh masih ingat dengan guru kelas satu SD-nya?? Allahumaghfirlaha warhamha wa’afihi wa’fu ‘anha) menggunakan ejaan tersebut untuk menulis pada buku induk sekolah serta raport. Sebenarnya beliau telah mengkonsultasikan tentang ejaan tersebut kepada orangtuaku, namun orangtuaku mengiyakan saja ejaan yang diusulkan oleh guruku tersebut. Aku ingat sekali, kala itu beliau menulis pada secarik kertas yang mana aku harus menunjukkan pada kedua orangtua. Berawal dari itu, dimulai dari akta, ijazah, nama pada absensi, nama facebook (seperti yang sekarang, dan situs jejaring sosial lainnya) hingga nama yang tercantum pada surat nikah (insya allah) nantinya menggunakan ejaan tersebut.

Apabila aku mencoba googling di yahoo (Nahlo, aneh ngga tuh?? Googling di yahoo?? Jadi begini, pertama aku buka Mozilla Firefox, lalu aku ketik deh yahoo.com. Nah, pada kolom pencarian, aku ketik google kemudian klik enter dan baru deh mengetik kata yang aku cari setelah muncul halaman google), saat aku mencari apa sih sebenarnya makna yang terkandung dari nama “Mohammad Khadziqun Nuha” itu? Namun hal tersebut tidak membuahkan hasil karena yang muncul hanyalah situs jejaring sosial didunia maya atas namaku sendiri dimulai dari Facebook (tentunya!), Friendster (walau sudah dihapus!), Twitter, Blogger, Academia Edu, Youtube, dan masih banyak lagi yang tidak mungkin aku sebutkan satu persatu. Nahlo, bahkan “Mbah Google” sekalipun bingung untuk mengartikan namaku. Sebegitu dahsyat kah makna yang terkandung sehingga dunia maya tak mampu menjangkaunya?

Kalau kita berbicara soal nama Mohammad atau lebih tepatnya adalah Muhammad atau bahkan Mohammed dalam versi bahasa inggris, tentunya semua orang mukallaf mengetahui kalau itu adalah nama Nabi akhir zaman yang berarti “terpuji”. Lalu bagaimana dengan dua kata yang lain? Usut punya usut (seperti baju yang tidak pernah disetrika. #Theeet. Kusut!), setelah kutanyakan kepada abahku (ntah kapan waktunya aku lupa), ternyata kata Hadziq itu berarti Open Minded (dalam bahasa inggris), limpat (dalam bahasa jawa), atau cerdas (dalam bahasa Indonesia, ntah bahasa hewannya aku ngga tahu). Dalam hati, we o we sekali ternyata artinya. Sebuah ekspektasi yang luar biasa dari kedua orangtua terhadap putranya ini. Lalu bagaimana dengan Nuha? Apakah makna yang terkandung didalamnya? Kucoba untuk membuka Kamus Besar Bahasa Arab – Bahasa Indonesia, meski radak bingung bagaimana cara mencari kata-katanya karena bisa dibilang jarang atau bahkan tidak pernah menggunakannya, namun akhirnya ketemu juga, dan tahu apa artinya? Hayo, siapa yang tahu? Hayo coba tebak! Penasaran ya?  (ngga banged)

Nah, tepat sekali dan seratus untuk yang menebak “akal”. Sehingga kurang lebih nama “Mohammad Khadziqun Nuha” itu berarti “orang yang terpuji yang memiliki akal yang cerdas”. Subhanallah, sungguh mulia doa yang disematkan kedua orangtuaku untuk anak sulungnya ini. Semoga harapan beliau berdua dapat menjadi kenyataan dan terpancar pada putranya ini. Terimakasih abah, terimakasih ibu, atas titipan semangat yang semula kuanggap sebagai suatu keanehan karena namaku tergolong lain daripada yang lain (Waduh, punya kelainan dong aku?). Semoga aku dapat mengemban amanah ini. Aamiin...

-Sekian dan Terimagaji-

0 komentar:

 
;