SEBUAH NAMA, SEBUAH CERITA.
Oleh : Mohammad Khadziqun Nuha
Mohammad Khadziqun Nuha, mungkin nama itu merupakan
nama yang asing ditelinga sebagian besar penghuni planet bumi ini, bahkan bagi
penghuni planet lain juga. Sebuah nama yang mungkin hanya segelintir orang saja yang mengetahui
apa artinya. Sebuah nama yang
susah untuk dilafalkan dan jua untuk dituliskan (Untungnya belum ada
berita orang yang meloncat dari gedung lantai tiga karena sukar melafalkannya). Mungkin banyak yang
bertanya-tanya, apa sih makna yang terkandung dalam nama tersebut
sehingga kedua abah dan ibuku menganugerahkan nama tersebut pada saat
menyembelih kambing dan memotong rambutku dahulu? Marilah kita kupas bersama,
setajaaaaaaaaaaaam…. Samurai Jepang.
Pertama-tama, marilah kita (panjatkan puja
dan puji syukur... #plakk) bahas terlebih dahulu bagaimana orang awam
memanggilku. Apabila mereka telah mengenalku, mereka akan dengan lantang
memanggilku dengan sebutan Kadiq atau lebih tepatnya adalah hadziq.
Namun apabila mereka masih baru saja
menjumpai sesosok makhluk yang berupa seorang aku dan susah untuk
melafalkan bahasa arab, mereka akan menyebutku dengan Khadziq, Khodziq,
Kadek, Khadziqun, Khadiziqun, Qun, Un, Nuha, Konoha, Kodok, Kadir, Godir,
Khadziqunnuha (kalau yang ini kakak kelasku yang selalu memanggil
lengkap), dan banyak lagi lainnya, tapi
aku lebih sering dipanggil, “heh”. Namun anehnya, dari sekian banyak
panggilan itu, belum kujumpai yang menggunakan panggilan Mohammad atau
bahkan (maaf!), Kanjeng Pangeran. Sebagai pemilik nama yang cukup “freak” ini,
aku merasa fine-fine saja ketika mereka menyebutku dengan berbagai
panggilan tersebut walau kadang juga illfeel ketika ada yang memanggilku dengan
konotasi yang negatif (sakitnya tuh disini!)
Sempat aku berfikir bahwa nama yang tergolong langka
(mungkin malah layak masuk museum orangnya) ini hanya aku sendiri yang
memilikinya. Namun asumsi itu akhirnya pupus ketika aku masuk di madrasah di
salah desa di Kecamatan Gondang, Tulungagung (#Tiiiittt... Aku ngga bilang di
Madrasah Salafiyyah Syafi’iyah, Wonokromo) karena ada dua kakak tingkatku yang
memiliki nama yang sama dan malah mereka satu kelas. Dalam hati aku tersenyum,
terimakasih Tuhan, ternyata Engkau tidak menganugerahkan nama yang “freak”
ini padaku sendiri. Senyumku semakin lebar ketika aku mendapati nama Mohammad
Khadziqun Nuha juga dimiliki oleh salah seorang teman facebookku. Haha,
ternyata mereka juga merasakan apa yang aku rasakan.
Baik, mengenai ejaan, mungkin banyak yang mengira
kalau ejaan itu merupakan ejaan yang benar versi bahasa arab. Berdasarkan ejaan
tulisan arab yang benar adalah
محمد حاذق النهى
, yang
tentunya ejaan itu sedikit menyeleweng
dari tata ejaan baku bahasa arab. Mengapa bisa seperti itu? Ceritanya seperti
ini, pada jaman dahulu kala, saat itu aku telah masuk pada jenjang sekolah
dasar namun belum memiliki akta kelahiran sehingga guru kelas satu-ku kala itu,
ibu Almh. Titiek Rubiah (keren ngga tuh masih ingat
dengan guru kelas satu SD-nya?? Allahumaghfirlaha warhamha wa’afihi wa’fu ‘anha) menggunakan ejaan tersebut untuk
menulis pada buku induk sekolah serta raport. Sebenarnya beliau telah mengkonsultasikan tentang ejaan tersebut kepada
orangtuaku, namun orangtuaku mengiyakan saja ejaan yang diusulkan oleh guruku
tersebut. Aku ingat sekali, kala itu beliau menulis pada secarik kertas yang
mana aku harus menunjukkan pada kedua orangtua. Berawal dari itu, dimulai dari
akta, ijazah, nama pada absensi, nama facebook (seperti yang sekarang,
dan situs jejaring sosial lainnya) hingga nama yang tercantum pada surat nikah (insya allah) nantinya
menggunakan ejaan tersebut.
Apabila aku mencoba googling di yahoo (Nahlo,
aneh ngga tuh?? Googling di yahoo?? Jadi begini, pertama aku buka Mozilla
Firefox, lalu aku ketik deh yahoo.com. Nah, pada kolom pencarian, aku ketik
google kemudian klik enter dan baru deh mengetik kata yang aku cari setelah
muncul halaman google), saat aku mencari apa sih sebenarnya makna yang
terkandung dari nama “Mohammad Khadziqun Nuha” itu? Namun hal tersebut
tidak membuahkan hasil karena yang muncul hanyalah situs jejaring sosial didunia
maya atas namaku sendiri dimulai dari Facebook (tentunya!), Friendster (walau
sudah dihapus!), Twitter, Blogger, Academia Edu, Youtube, dan masih banyak lagi
yang tidak mungkin aku sebutkan satu persatu. Nahlo, bahkan “Mbah Google”
sekalipun bingung untuk mengartikan namaku. Sebegitu dahsyat kah makna yang
terkandung sehingga dunia maya tak mampu menjangkaunya?
Kalau kita berbicara soal nama Mohammad atau lebih
tepatnya adalah Muhammad atau bahkan Mohammed dalam versi bahasa inggris,
tentunya semua orang mukallaf mengetahui kalau itu adalah nama Nabi
akhir zaman yang berarti “terpuji”. Lalu bagaimana dengan dua kata yang lain?
Usut punya usut (seperti baju yang tidak pernah disetrika. #Theeet. Kusut!),
setelah kutanyakan kepada abahku (ntah kapan waktunya aku lupa), ternyata kata Hadziq
itu berarti Open Minded (dalam bahasa inggris), limpat (dalam
bahasa jawa), atau cerdas (dalam bahasa Indonesia, ntah bahasa hewannya aku
ngga tahu). Dalam hati, we o we sekali ternyata artinya. Sebuah ekspektasi yang
luar biasa dari kedua orangtua terhadap putranya ini. Lalu bagaimana dengan Nuha?
Apakah makna yang terkandung didalamnya? Kucoba untuk membuka Kamus Besar
Bahasa Arab – Bahasa Indonesia, meski radak bingung bagaimana cara mencari
kata-katanya karena bisa dibilang jarang atau bahkan tidak pernah
menggunakannya, namun akhirnya ketemu juga, dan tahu apa artinya? Hayo, siapa
yang tahu? Hayo coba tebak! Penasaran ya?
(ngga banged)
Nah, tepat sekali dan seratus untuk yang menebak
“akal”. Sehingga kurang lebih nama “Mohammad Khadziqun Nuha” itu berarti
“orang yang terpuji yang memiliki akal yang cerdas”. Subhanallah,
sungguh mulia doa yang disematkan kedua orangtuaku untuk anak sulungnya ini.
Semoga harapan beliau berdua dapat menjadi kenyataan dan terpancar pada
putranya ini. Terimakasih abah, terimakasih ibu, atas titipan semangat yang
semula kuanggap sebagai suatu keanehan karena namaku tergolong lain daripada
yang lain (Waduh, punya kelainan dong aku?). Semoga aku dapat mengemban amanah
ini. Aamiin...
-Sekian dan Terimagaji-
0 komentar:
Posting Komentar