JOMBLO
ITU PRESTASI BUKAN NASIB
Oleh : Mohammad
Khadziqun Nuha
Disaat semua
orang bangga dengan mempunyai pacar yang ganteng atau cantik (atau bahkan
keduanya, ganteng juga cantik, yuukksss... mariiiii...) bahkan mereka
bangga memiliki koleksi pacar melebihi koleksi sepatunya, tapi kamu justru
berani mendobrak mainstream dengan memilih menjadi seorang JOMBLO, sekali lagi! JOMBLO (tolong digarisbawah, dicetak tebal, italic,
diketik dengan HURUF KAPITAL, distabilo kalau perlu atau bahkan dikasih lampu
sorot arena sirkus sekalian biar jelas) maka seorang jomblo itu menjadi
prestasi tersendiri. Karena disitu kamu unik, berani beda dengan yang lain bin
lain daripada yang lain (jangan-jangan kamu mempunyai kelainan). Ya! Karena
yang berbeda itu yang paling menyita perhatian orang. Misalnya, ada seratus
ekor ayam sedang mengikuti audisi pencarian bakat (masalahnya ini siapa yang
mau ngadain audisi pencarian bakat untuk ayam? Haha, bodo amat ah, namanya juga
semisal, jadi sah-sah saja dong mau menghayal seperti apa). Back to the
topic, nah dari seratus itu semua kompak memakai bulu warna putih rapi,
namun ada satu ayam, sebut saja bernama bunga (bukan nama sebenarnya), 22
bulan, berani berbeda dengan memakai bulu berwarna hijau, bulu mata anti badai,
gaya rambut mohawk, dan jambul katulistiwa (eebuussseeet... ngga
kebayang seperti apa tuh ayam bentuknya) sudah barang tentu beliau akan menjadi
pusat perhatian peserta lain, dewan juri atau bahkan akan sering menjadi
sorotan kamera. Dan tarraaa... akhirnya mendapat anugerah “ayam of the year”.
Nah kan mulai nglantur, ini tadi ngomongin jomblo kenapa nyambungnya ke masalah
audisi ayam-ayaman segala. Apa penulisnya tukang jualan ayam atau pernah
menjadi ayam kampus ya? (#plakkk #unimportant)
Sebelum kita
panjang kali lebar kali tinggi (#theettt volume!) berbicara tentang jomblo,
perkenankan penulis memperkenalkan diri serta menjelaskan definisi jomblo
menurut kacamata penulis terlebih dahulu. Baik, jadi penulis berbakat (menurut
keluarganya) yang merupakan pakar perjombloan Indonesia ini bernama Prof. Dr.
H. Mohammad Khadziqun Nuha, S. Jom, M. Ber (dibaca : Sarjana Jomblo eMBer).
Banyak prestasi dalam dunia perjombloan yang telah diraih, dimulai dari
prestasi menjadi jomblo selama 22 tahun kemudian jadian 2 tahun lalu hingga
detik ini jomblo kembali (ettdaaahh... jadi curcol), menjadi pembicara dalam
seminar internasional mengenai dunia
jomblo yang dihadiri jutaan pasang mata semut, mendapatkan rekor MURI sebagai
jomblo akut terakreditasi A terlama, serta dinobatkan UNESCO sebagai salah satu
spesies jomblo yang patut dilestarikan karena terancam punah. Berbicara tentang
definisi jomblo, setelah mencari di Kamus Besar Bahasa Indonesia ternyata tidak
membuahkan hasil namun pembaca tidak perlu khawatir, berdasarkan buku yang
belum pernah penulis baca dan belum pernah dicetak, secara terminologi
(ecieee... bahasanya sok intelek cieee...), jomblo berarti seonggok makhluk
yang hidup dibumi (meski di planet lain juga termasuk, kalau ada makhluknya)
yang tidak memiliki pasangan lawan jenis (dan atau sesama jenis #ops). Pembaca
jangan berharap dapat menemukan definisi asal-asalan tersebut pada buku lain. Tapi
ini rahasia kita saja yaa pembaca tentang definisi ini, jangan
dicerita-ceritakan ke orang lain. Sssttt... eS - E - Ce - eR - E - Te (dibaca : Rahasia!). Nah, kini marilah
kita membicarakan suatu hal yang dianggap tabu menjadi layak diperbincangkan,
marilah kita membicarakan sesuatu yang nyesek bagi sebagian orang, namun
bagi sebagian yang lain merupakan kebanggaan tersendiri, marilah kita kupas
bersama segala hal tentang jomblo dengan tajam, setajaaaaam...
PISAU DAPUR !!!
Srettt...
Srettt... Srettt...
(Terdapat
siluet pisau dapur sedang mengiris suatu benda dan muncullah Feny Rose dengan
kata yang pertama muncul adalah pemirsaaaaaaa...)
Kalau kita
cermati lebih dalam, asal-usul (kalau asal ngga boleh usul, kalau usul ngga
boleh asal) seorang jomblo itu bisa karena beberapa sebab. Pertama, karena
prinsip. Dia memang ngga mau pacaran kalau belum mapan benar. Bagi kaum
mereka, suatu hubungan percintaan adalah suatu hal yang suci dan tak
sepantasnya untuk ajang seru-seruan.
Ingat! Toh, pacaran adalah jomblo yang tertunda, jadi buat apa membuat
komitmen dengan orang yang tidak pernah serius menjalin hubungan untuk
melangkah ke jenjang berikutnya (ecieeee yang sok bijak, boleh dong dikasih
jempolnya. Terimakasih, maaf merepotkan). Kedua, karena trauma. Bagi
mereka yang mengalami patah hati yang berkepanjangan akibat pengalaman
berpacaran sebelumnya akan membuat orang itu memperoleh gelar jomblo akut.
Mereka (sebenarnya penulis juga termasuk) takut mengalami hal serupa apabila
memutuskan untuk kembali berpacaran. But, you gotta move on, gaezz...
Ngga bagus juga untuk kesehatan kalau kita terus paranoid seperti itu. Ketiga,
karena dilarang orangtua. Klise memang, namun inilah faktor yang
dibenarkan beberapa orang sehingga dia memutuskan untuk menjadi jomblowan atau jomblowati diusia
mudanya. Alasannya ada yang agar fokus di study atau karena pacaran itu
adalah hal yang useless, membuang-buang waktu, pikiran, uang dan tenaga
untuk hubungan yang tidak serius atau bahkan dengan alasan yang sedikit
konservatif, karena takut anaknya terjerumus ke arah hubungan yang berbau maksiat.
(Hayolooo... Coba yang mengalami sebab ini, angkat tangan coba penulis ingin
tahu!). Keempat, karena ngga laku-laku. Entah karena jelek,
kuper, norak, pilih-pilih, sok jual mahal atau malah karena sebaliknya, terlalu
banting harga. Padahal sudah dipromosiin kemana-mana lewat radio, kontak jodoh
ditelevisi, pamflet atau bahkan memasang banner gede dipusat kota dengan wajah
kita bertuliskan dicari! Tulang rusuk yang telah lama hilang atau dapatkan
segera jomblo akut berlisensi A berikut, dijual terpisah, harga tidak termasuk
baterai. Siap menerima pasangan dengan segala kondisi. Ibarat kata, kalau
ada acara uji nyali, kaum jomblo seperti ini yang paling kuat karena sudah
terbiasa sendiri. Emang bener yang seperti itu? Bisa jadi sih. #Plakkk...
ngga segitunya juga kellesss... Ngga semuanya orang jomblo itu karena ngga
laku ya sob. Menjadi jomblo itu merupakan suatu kehormatan. Kelima, tambah
satu namanya susu. Badanku sehat tubuhku kuat. Hallaaaah... Plakkk... Mulai deh
nglantur. Dikiranya lagi ngomongin empat sehat lima sempurna apa yaa...
Sebenarnya penulis belum menemukan yang kelima. Ntar deh kalau udah ketemu,
dikasih tahu. Ahay...
Banyak
komunitas yang telah familiar ditelinga masyarakat Indonesia yang
umatnya identik dengan kaum jomblo, misalnya Jojoba (Jomblo-jomblo
bahagia), Ijo Lumut (Ikatan
jomblo lucu dan imut), Ijo Semangka (Ikatan jomblo semangat kawin), STMJ
(Semester Terakhir Masih Jomblo), STMJ (Situ Terlahir Menjadi Jomblo),
SMP (Saatnya Mencari Pacar), Kejora (Kelompok jomblo ceria), Brigantik
(Brigade anti cewe cantik) Joker (Jomblo keren), serta banyak lagi yang
lainnnya yang belum terdaftar di Kementerian Perjombloan Indonesia. Bahkan
beberapa kelompok garis keras juga ada yakni Jonas (Jomblo Naas) Jones
(Jomblo Ngenes tapi ada juga yang bilang, jomblo with happiness) dan Jombi
(Jomlo Ababil). Sesungguhnya pengen pacaran adalah hak segala jomblo serta semua
yang pacaran akan jomblo pada waktunya. Jadi sebutan-sebutan itu akan bertukar
posisi layaknya putaran kipas yang berputar pada porosnya. Itu suatu
keniscayaan yang tak terbantahkan.
Berbicara
tentang ciri-ciri seorang jomblo, penulis akan berusaha menguraikannya. Pada
hari Sabtu, jomblo akan berdoa agar dia diberikan ketabahan untuk menghadapi
hari itu. Namanya juga malming, dua hal yang paling dibenci pada saat
itu adalah melihat orang berduaan pacaran sama melihat timeline orang
yang lagi pacaran (sebagai teman yang pengertian, kalau ada sahabatnya yang
jomblo seharusnya ada yang meminjamkan pacarnya untuk malam mingguan. Haha).
Jomblo juga adalah mereka yang sering mengidap insomnia, terlebih karena
tidak ada partner SMS-an, BBM-an atau telpon-telponan secara private.
Tapi tak masalah, hidup berawal dari jomblo! Jomblo itu pilihan, bukan paksaan.
Toh, menjadi jomblo itu lebih irit, banyak pengeluaran yang bisa ditabung.
Selain itu, kita juga bisa lebih fokus dalam meniti karir dan meraih impian tanpa
ada gangguan yang bernama cinta dan asmara.
Sekali lagi,
sebenarnya menjadi jomblo itu merupakan prestasi tersendiri dan bukan merupakan
aib yang musti ditutup-tutupi. Baik, disini penulis akan menjabarkan beberapa
tips agar kita, para penganut paham jombloisme, dapat meraih predikat
jomblo yang bermartabat. Pertama, jomblo itu prestasi. Marilah
kita tanamkan pada mindset kita wahai jomblowan dan jomblowati terhormat
bahwa sebenarnya jomblo itu merupakan anugerah terindah yang diberikan Tuhan
kepada kita. Disatu sisi, jomblo merupakan anugerah bagi mereka yang tahu akan
hikmah yang terkandung didalamnya. Namun disisi lain, jomblo merupakan musibah,
itu pun bagi mereka yang tidak mau memahami akan hikmah didalamnya. Buktinya,
sejenak kamu sekalian terbebas dari omelan-omelan pacar, terbebas dari profesi tukang
ojek atau bodyguard, terbebas dari menjadi ATM berjalan pacarmu,
serta terbebas dari mikirin hal-hal ngga penting seputar pujaan hatimu. Jomblo
mah makan paru aja, makan hati itu sih jatahnya yang lagi pacaran. Taruhlah ini
sebuah cobaan yang dapat mendekatkanmu dan membuatmu lebih bersyukur kepada
Sang Pemilik Kehidupan. Positif bukan? Kedua, menjadi jomblo yang
elegan. Maksudnya, jadilah jomblo yang dikagumi banyak orang. Bukan berarti
mencari-cari perhatian, namun tanpa caper pun kita sudah diperhatikan
banyak orang. Bagaimana caranya? Kamu sendiri yang mengetahuinya. Bisa dengan
mengembangkan bakat dan potensi diri yang terpendam agar kian eksis di kancah
dunia perjomblowan Indonesia. Ingat! Sebenarnya jomblo itu bukan karena ngga
laku, namun ngga mau main-main soal cinta serta menanti orang yang benar-benar
pantas buat kita. Lebih baik jomblo menunggu orang yang dirasa tepat daripada
menunggu siapa saja yang ternyata cuman singgah sebentar. Ketiga, mencari
banyak teman. Ini penting, terlebih bagi mereka yang dahulu ketika pacaran
mempunyai pacar yang overprotective dan kemana-mana harus berdua
sehingga tidak ada celah sedikitpun untuk menjalin relasi bahkan semacam terdapat
CCTV yang selalu mengintai kemanapun kita pergi. Nah, ketika menjadi jomblo
merupakan kesempatan berharga untuk memperluas lingkaran pertemanan dengan
banyak orang. Iya kan? Kalau pacaran biasanya jalannya cuman berduaan, kalau
jomblo? Kalau lagi keluar, jalannya rame-rame bareng teman-teman. So, ngapain
juga coba pacaran kalau ujung-ujungnya bakalan putus. Mending jomblo, punya
banyak teman yang ngga akan pernah putus! Betul ngga? Keempat, menjadi
pribadi yang apa adanya dan move on. Apa hubungannya? Coba deh,
sejenak kamu lupakan masalah yang dapat menyebabkan kamu meraih predikat
jomblo. Sebagai kaum jomblo kita harus pede, menerima diri kita apa adanya,
menata ulang hidup kita, serta me-refresh pikiran negatif yang ada
dibenak kita. Tak sepantasnya kita terus merasa galau, paling jelek,
ngebosenin, konyol dan hina dengan status jomblo ini. Wake up, guys! This
world is for those who want to fight, gaezzzz... Jadi jomblo ngeluh, punya
pacar ngeluh, maunya apa? Munculkan sugesti positif bahwa jomblo juga dapat
berwibawa. Jadi, ngga usah galau ngga usah risau, Tuhan sedang menyiapkan yang
terindah untuk kita. Kelima, enjoy your life, mblo! Jika
kamu sudah dapat menerima dirimu sendiri, dengan sendirinya orang lain akan
dapat menerimamu. Ngga percaya? Buktiin aja gih! Bagaimana bisa enjoy, kalau
malam minggu saja terserang galau kronis sampai-sampai nyumpahin agar turun
hujan agar yang sudah berpasangan ngga bisa ngedate. Hah? What’s for,
coba? Mending kita melakukan hal positif, misalnya membuat karya kayak
penulis ini, membuat lagu, kerajinan tangan atau hal-hal yang lebih
berkualitas. Jadikan masa galau itu produktif! Esumpahdah, ini akan berpengaruh
banget buat hidup kamu pada. Banyak yang sedang pacaran pengen putus lho, ngga
usah sedih, mblo! So, nikmatilah kebebasan selagi menjadi jomblo serta jadilah
jomblo terhormat! Sebenarnya banyak keuntungan menjadi jomblo, salah satu
satunya bebas memilih calon pendamping yang cocok. Betul?
Jadi, tidak
usah lah masang foto-foto galau di sosmed, update status-status sok
puitis, sok bijak atau sok romantis agar dilirik orang atau ngumumin
kejomblowanmu di sosmed. Misalnya kamu update status, ngetweet atau
PM dengan kalimat “Aku jomblo nih!”. Hah? Appah? STOP!!! Kalau
kamu cewek, itu hanya akan mengundang cowok yang tak bertanggungjawab
mendekatimu. Kalau kamu cowok, helooo... itu hanya akan menurunkan derajatmu
sebagai cowok karena banyak cewek akan menilaimu ngga cool. Apalagi
kalau kita dengan terang-terangan curcol betapa menderitanya menjadi
jomblo di sosmed. Misal, dengan update seperti ini “Gini nih, apa-apa
sendiri. Ngga ada yang nemenin, ngga ada yang nyemangatin, ngga ada yang
nyuapin untuk makan”. Heyyy... STOP!!! Kamu sudah ngga bayi lagi. Kamu
bukannya malah terlihat tegar tapi akan terlihat tukang ngeluh, manja dan
lemah. Terlebih, kalau kita sampai menjelek-jelekkan mantan
didepan orang lain. Berharap mereka mendengar kita, simpati ke kita dan
berpandangan negatif tentang mantan kita, namun disisi lain kita akan terlihat muna’
dan lemah. So, STOP!!! Sejahat-jahatnya mantan,
sesakit-sesakitnya hatimu dengan mantan, ingat! Kamu pernah menghabiskan waktu
bersamanya. Menjelek-jelekkan mantan adalah perbuatan jelek tahu ngga sih. Jadi
hargai perasaan mantanmu, lalu lupakan dan ngga perlu diingat-ingat kembali.
Cukuplah sebagai pembelajaran agar kedepan tidak terjerumus pada jurang yang
sama. Intinya, jomblo itu ngga boleh kebanyakan ngeluh, jadilah pemicu semangat
bagi yang sedang patah hati. Last but not least, selamat menunaikan
jomblo bagi Anda yang menjalankannya. Tulang rusuk tidak akan pernah tertukar.
#mkn
6 Ramadhan 2015