Blue Fire Pointer
Senin, 29 Juni 2015

ADA YANG INGIN MENGAJAKKU BUKA BERSAMA LAGI?

ADA YANG INGIN MENGAJAKKU BUKA BERSAMA LAGI?
Oleh : Mohammad Khadziqun Nuha



Selain iklan sirup marjan dan suara mercon yang berkumandang disetiap sudut kampung, yang pasti marak pada bulan Ramadhan itu adalah undangan untuk mengadakan buka bersama. Ntah itu undangan dari teman sejawat, saudara, komunitas maupun dari teman ketika sekolah atau kuliah. Alasan klasik diluncurkan untuk memuluskan hasrat tersebut. Yap! Benar sekali. Atasnama silaturahim dan reuni digunakan agar kian banyak yang hadir di acara tersebut.

Taruhlah aku pada Ramadhan tahun ini. Telah banyak undangan yang telah ditujukan padaku. Baik, marilah kita absen satu persatu. Dimulai dari undangan dari teman sekelas ketika S1, English Student Association, pengurus HMJ TBI angkatanku, anggota alumni pramuka, ditempat kerja, orang terdekat, serta dari tetangga sekitar (undangan tahlilan). Nah, ada yang ingin mengajakku buka bersama lagi? Membagi waktu agar tidak bentrok antara satu agenda dengan agenda lain memang hal tersulit untuk dilakukan.

Pelaksanaan buka bersama pun berbeda-beda lokasinya. Ada yang booking tempat di rumah makan atau booking tempat dirumah orang. Yang penting syaratnya, tempatnya asyik dan muat untuk menampung banyak orang. Bayangin kalau booking tempat di pemakaman atau pada tempat yang super duper sempit hingga untuk bernafas saja susah. Sudah dapat dipastikan tidak akan ada yang hadir pada undangan tersebut.

Sebenarnya apasih asyiknya buka bersama? Bukannya sama saja dengan buka dirumah sendiri? Toh, endingnya juga makan-makan juga. Apa itu ngga hanya membuat kita merogoh saku kita kian dalam? Belum lagi kalau undangan buka bersamanya seabreg. Misal, dari rekan kerja, teman kuliah, sahabat SMA, kawan SMP, sohib SD, friend TK, atau bahkan partner ketika di Posyandu dahulu. Ngga kebayang deh susahnya membagi waktu. Tetapi tidak, banyak hal yang tidak bisa kita temui pada buka bersama ketika kita melakukannya dirumah.

Pertama, tentunya silaturahim yang terjalin. Setelah sekian lama tidak bertemu, buka bersama semacam obat pelipur lara atas kerinduan yang menggebu-gebu. Ciee saya. Bahasanya sok iyes. Ngobrol asyik ngalor ngidul itu lho yang tak bisa kita temui dirumah. Kedua, moment foto groovy. Ini penting, terutama bagi kalian yang suka eksis di media sosial. At least, ada bahan untuk diupload. Sudah barang pasti ketika sesaat setelah buka bersama, situs jejaring sosial semacam facebook, instagram dan sebagainya selalu dijejali foto-foto yang menunjukkan kita baru saja melakukan kegiatan tersebut. Ketiga, perbaikan gizi. Kalau kamu merasa menu berbukamu biasa-biasa saja, maka buka bersama lah! Terutama buka bersama yang menawarkan kemudahan berupa fasilitas gratisan. Ini sangat truly recommended. Selain ramah dikantong juga gizi akan terpenuhi.

Nah, tahun ini untuk kali pertama dalam hidupku, rumahku akan digunakan untuk tempat untuk buka bersama. Mohon barokah doanya semoga aku bisa menjadi tuan rumah yang ramah, menyenangkan, baik hati, tidak sombong, suka menolong, rajin menabung, taat pancasila dan berguna bagi nusa bangsa keluarga dan agama. ‘Ala hadzihi niat wa ‘ala niatin sholihah, bibarokatil fatihah. Etdah... Ini doa apa yaa...

#mkn

12 Ramadhan 2015

0 komentar:

 
;