ADA
YANG INGIN MENGAJAKKU BUKA BERSAMA LAGI?
Oleh : Mohammad
Khadziqun Nuha
Selain iklan sirup
marjan dan suara mercon yang berkumandang disetiap sudut kampung, yang
pasti marak pada bulan Ramadhan itu adalah undangan untuk mengadakan buka
bersama. Ntah itu undangan dari teman sejawat, saudara, komunitas maupun dari
teman ketika sekolah atau kuliah. Alasan klasik diluncurkan untuk memuluskan
hasrat tersebut. Yap! Benar sekali. Atasnama silaturahim dan reuni digunakan
agar kian banyak yang hadir di acara tersebut.
Taruhlah aku
pada Ramadhan tahun ini. Telah banyak undangan yang telah ditujukan padaku.
Baik, marilah kita absen satu persatu. Dimulai dari undangan dari teman sekelas
ketika S1, English Student Association, pengurus HMJ TBI angkatanku,
anggota alumni pramuka, ditempat kerja, orang terdekat, serta dari tetangga
sekitar (undangan tahlilan). Nah, ada yang ingin mengajakku buka
bersama lagi? Membagi waktu agar tidak bentrok antara satu agenda dengan
agenda lain memang hal tersulit untuk dilakukan.
Pelaksanaan
buka bersama pun berbeda-beda lokasinya. Ada yang booking tempat di
rumah makan atau booking tempat dirumah orang. Yang penting syaratnya,
tempatnya asyik dan muat untuk menampung banyak orang. Bayangin kalau booking
tempat di pemakaman atau pada tempat yang super duper sempit hingga untuk
bernafas saja susah. Sudah dapat dipastikan tidak akan ada yang hadir pada
undangan tersebut.
Sebenarnya
apasih asyiknya buka bersama? Bukannya sama saja dengan buka dirumah sendiri?
Toh, endingnya juga makan-makan juga. Apa itu ngga hanya membuat kita merogoh
saku kita kian dalam? Belum lagi kalau undangan buka bersamanya seabreg. Misal,
dari rekan kerja, teman kuliah, sahabat SMA, kawan SMP, sohib SD, friend
TK, atau bahkan partner ketika di Posyandu dahulu. Ngga kebayang deh susahnya
membagi waktu. Tetapi tidak, banyak hal yang tidak bisa kita temui pada buka
bersama ketika kita melakukannya dirumah.
Pertama, tentunya silaturahim yang terjalin. Setelah sekian lama tidak
bertemu, buka bersama semacam obat pelipur lara atas kerinduan yang
menggebu-gebu. Ciee saya. Bahasanya sok iyes. Ngobrol asyik ngalor ngidul
itu lho yang tak bisa kita temui dirumah. Kedua, moment foto groovy.
Ini penting, terutama bagi kalian yang suka eksis di media sosial. At least,
ada bahan untuk diupload. Sudah barang pasti ketika sesaat setelah buka
bersama, situs jejaring sosial semacam facebook, instagram dan sebagainya
selalu dijejali foto-foto yang menunjukkan kita baru saja melakukan kegiatan
tersebut. Ketiga, perbaikan gizi. Kalau kamu merasa menu berbukamu
biasa-biasa saja, maka buka bersama lah! Terutama buka bersama yang menawarkan
kemudahan berupa fasilitas gratisan. Ini sangat truly recommended.
Selain ramah dikantong juga gizi akan terpenuhi.
Nah, tahun ini
untuk kali pertama dalam hidupku, rumahku akan digunakan untuk tempat untuk
buka bersama. Mohon barokah doanya semoga aku bisa menjadi tuan rumah yang
ramah, menyenangkan, baik hati, tidak sombong, suka menolong, rajin menabung,
taat pancasila dan berguna bagi nusa bangsa keluarga dan agama. ‘Ala hadzihi
niat wa ‘ala niatin sholihah, bibarokatil fatihah. Etdah... Ini doa apa
yaa...
#mkn
12
Ramadhan 2015
0 komentar:
Posting Komentar