Blue Fire Pointer
Selasa, 23 Juni 2015

JOMBLO ITU PRESTASI BUKAN NASIB

JOMBLO ITU PRESTASI BUKAN NASIB
Oleh : Mohammad Khadziqun Nuha



Disaat semua orang bangga dengan mempunyai pacar yang ganteng atau cantik (atau bahkan keduanya, ganteng juga cantik, yuukksss... mariiiii...) bahkan mereka bangga memiliki koleksi pacar melebihi koleksi sepatunya, tapi kamu justru berani mendobrak mainstream dengan memilih menjadi seorang  JOMBLO, sekali lagi!  JOMBLO (tolong  digarisbawah, dicetak tebal, italic, diketik dengan HURUF KAPITAL, distabilo kalau perlu atau bahkan dikasih lampu sorot arena sirkus sekalian biar jelas) maka seorang jomblo itu menjadi prestasi tersendiri. Karena disitu kamu unik, berani beda dengan yang lain bin lain daripada yang lain (jangan-jangan kamu mempunyai kelainan). Ya! Karena yang berbeda itu yang paling menyita perhatian orang. Misalnya, ada seratus ekor ayam sedang mengikuti audisi pencarian bakat (masalahnya ini siapa yang mau ngadain audisi pencarian bakat untuk ayam? Haha, bodo amat ah, namanya juga semisal, jadi sah-sah saja dong mau menghayal seperti apa). Back to the topic, nah dari seratus itu semua kompak memakai bulu warna putih rapi, namun ada satu ayam, sebut saja bernama bunga (bukan nama sebenarnya), 22 bulan, berani berbeda dengan memakai bulu berwarna hijau, bulu mata anti badai, gaya rambut mohawk, dan jambul katulistiwa (eebuussseeet... ngga kebayang seperti apa tuh ayam bentuknya) sudah barang tentu beliau akan menjadi pusat perhatian peserta lain, dewan juri atau bahkan akan sering menjadi sorotan kamera. Dan tarraaa... akhirnya mendapat anugerah “ayam of the year”. Nah kan mulai nglantur, ini tadi ngomongin jomblo kenapa nyambungnya ke masalah audisi ayam-ayaman segala. Apa penulisnya tukang jualan ayam atau pernah menjadi ayam kampus ya? (#plakkk  #unimportant)

Sebelum kita panjang kali lebar kali tinggi (#theettt volume!) berbicara tentang jomblo, perkenankan penulis memperkenalkan diri serta menjelaskan definisi jomblo menurut kacamata penulis terlebih dahulu. Baik, jadi penulis berbakat (menurut keluarganya) yang merupakan pakar perjombloan Indonesia ini bernama Prof. Dr. H. Mohammad Khadziqun Nuha, S. Jom, M. Ber (dibaca : Sarjana Jomblo eMBer). Banyak prestasi dalam dunia perjombloan yang telah diraih, dimulai dari prestasi menjadi jomblo selama 22 tahun kemudian jadian 2 tahun lalu hingga detik ini jomblo kembali (ettdaaahh... jadi curcol), menjadi pembicara dalam seminar internasional  mengenai dunia jomblo yang dihadiri jutaan pasang mata semut, mendapatkan rekor MURI sebagai jomblo akut terakreditasi A terlama, serta dinobatkan UNESCO sebagai salah satu spesies jomblo yang patut dilestarikan karena terancam punah. Berbicara tentang definisi jomblo, setelah mencari di Kamus Besar Bahasa Indonesia ternyata tidak membuahkan hasil namun pembaca tidak perlu khawatir, berdasarkan buku yang belum pernah penulis baca dan belum pernah dicetak, secara terminologi (ecieee... bahasanya sok intelek cieee...), jomblo berarti seonggok makhluk yang hidup dibumi (meski di planet lain juga termasuk, kalau ada makhluknya) yang tidak memiliki pasangan lawan jenis (dan atau sesama jenis #ops). Pembaca jangan berharap dapat menemukan definisi asal-asalan tersebut pada buku lain. Tapi ini rahasia kita saja yaa pembaca tentang definisi ini, jangan dicerita-ceritakan ke orang lain. Sssttt... eS - E - Ce - eR - E - Te  (dibaca : Rahasia!). Nah, kini marilah kita membicarakan suatu hal yang dianggap tabu menjadi layak diperbincangkan, marilah kita membicarakan sesuatu yang nyesek bagi sebagian orang, namun bagi sebagian yang lain merupakan kebanggaan tersendiri, marilah kita kupas bersama segala hal tentang jomblo dengan tajam, setajaaaaam...
PISAU DAPUR !!!
Srettt... Srettt... Srettt...
(Terdapat siluet pisau dapur sedang mengiris suatu benda dan muncullah Feny Rose dengan kata yang pertama muncul adalah pemirsaaaaaaa...)

Kalau kita cermati lebih dalam, asal-usul (kalau asal ngga boleh usul, kalau usul ngga boleh asal) seorang jomblo itu bisa karena beberapa sebab. Pertama, karena prinsip. Dia memang ngga mau pacaran kalau belum mapan benar. Bagi kaum mereka, suatu hubungan percintaan adalah suatu hal yang suci dan tak sepantasnya untuk ajang  seru-seruan. Ingat! Toh, pacaran adalah jomblo yang tertunda, jadi buat apa membuat komitmen dengan orang yang tidak pernah serius menjalin hubungan untuk melangkah ke jenjang berikutnya (ecieeee yang sok bijak, boleh dong dikasih jempolnya. Terimakasih, maaf merepotkan). Kedua, karena trauma. Bagi mereka yang mengalami patah hati yang berkepanjangan akibat pengalaman berpacaran sebelumnya akan membuat orang itu memperoleh gelar jomblo akut. Mereka (sebenarnya penulis juga termasuk) takut mengalami hal serupa apabila memutuskan untuk kembali berpacaran. But, you gotta move on, gaezz... Ngga bagus juga untuk kesehatan kalau kita terus paranoid seperti itu. Ketiga, karena dilarang orangtua. Klise memang, namun inilah faktor yang dibenarkan beberapa orang sehingga dia memutuskan untuk  menjadi jomblowan atau jomblowati diusia mudanya. Alasannya ada yang agar fokus di study atau karena pacaran itu adalah hal yang useless, membuang-buang waktu, pikiran, uang dan tenaga untuk hubungan yang tidak serius atau bahkan dengan alasan yang sedikit konservatif, karena takut anaknya terjerumus ke arah hubungan yang berbau maksiat. (Hayolooo... Coba yang mengalami sebab ini, angkat tangan coba penulis ingin tahu!). Keempat, karena ngga laku-laku. Entah karena jelek, kuper, norak, pilih-pilih, sok jual mahal atau malah karena sebaliknya, terlalu banting harga. Padahal sudah dipromosiin kemana-mana lewat radio, kontak jodoh ditelevisi, pamflet atau bahkan memasang banner gede dipusat kota dengan wajah kita bertuliskan dicari! Tulang rusuk yang telah lama hilang atau dapatkan segera jomblo akut berlisensi A berikut, dijual terpisah, harga tidak termasuk baterai. Siap menerima pasangan dengan segala kondisi. Ibarat kata, kalau ada acara uji nyali, kaum jomblo seperti ini yang paling kuat karena sudah terbiasa sendiri. Emang bener yang seperti itu? Bisa jadi sih. #Plakkk... ngga segitunya juga kellesss... Ngga semuanya orang jomblo itu karena ngga laku ya sob. Menjadi jomblo itu merupakan suatu kehormatan. Kelima, tambah satu namanya susu. Badanku sehat tubuhku kuat. Hallaaaah... Plakkk... Mulai deh nglantur. Dikiranya lagi ngomongin empat sehat lima sempurna apa yaa... Sebenarnya penulis belum menemukan yang kelima. Ntar deh kalau udah ketemu, dikasih tahu. Ahay...

Banyak komunitas yang telah familiar ditelinga masyarakat Indonesia yang umatnya identik dengan kaum jomblo, misalnya Jojoba (Jomblo-jomblo bahagia), Ijo Lumut  (Ikatan jomblo lucu dan imut), Ijo Semangka (Ikatan jomblo semangat kawin), STMJ (Semester Terakhir Masih Jomblo), STMJ (Situ Terlahir Menjadi Jomblo), SMP (Saatnya Mencari Pacar), Kejora (Kelompok jomblo ceria), Brigantik (Brigade anti cewe cantik) Joker (Jomblo keren), serta banyak lagi yang lainnnya yang belum terdaftar di Kementerian Perjombloan Indonesia. Bahkan beberapa kelompok garis keras juga ada yakni Jonas (Jomblo Naas) Jones (Jomblo Ngenes tapi ada juga yang bilang, jomblo with happiness) dan Jombi (Jomlo Ababil). Sesungguhnya pengen pacaran adalah hak segala jomblo serta semua yang pacaran akan jomblo pada waktunya. Jadi sebutan-sebutan itu akan bertukar posisi layaknya putaran kipas yang berputar pada porosnya. Itu suatu keniscayaan yang tak terbantahkan.

Berbicara tentang ciri-ciri seorang jomblo, penulis akan berusaha menguraikannya. Pada hari Sabtu, jomblo akan berdoa agar dia diberikan ketabahan untuk menghadapi hari itu. Namanya juga malming, dua hal yang paling dibenci pada saat itu adalah melihat orang berduaan pacaran sama melihat timeline orang yang lagi pacaran (sebagai teman yang pengertian, kalau ada sahabatnya yang jomblo seharusnya ada yang meminjamkan pacarnya untuk malam mingguan. Haha). Jomblo juga adalah mereka yang sering mengidap insomnia, terlebih karena tidak ada partner SMS-an, BBM-an atau telpon-telponan secara private. Tapi tak masalah, hidup berawal dari jomblo! Jomblo itu pilihan, bukan paksaan. Toh, menjadi jomblo itu lebih irit, banyak pengeluaran yang bisa ditabung. Selain itu, kita juga bisa lebih fokus dalam meniti karir dan meraih impian tanpa ada gangguan yang bernama cinta dan asmara.

Sekali lagi, sebenarnya menjadi jomblo itu merupakan prestasi tersendiri dan bukan merupakan aib yang musti ditutup-tutupi. Baik, disini penulis akan menjabarkan beberapa tips agar kita, para penganut paham jombloisme, dapat meraih predikat jomblo yang bermartabat. Pertama, jomblo itu prestasi. Marilah kita tanamkan pada mindset kita wahai jomblowan dan jomblowati terhormat bahwa sebenarnya jomblo itu merupakan anugerah terindah yang diberikan Tuhan kepada kita. Disatu sisi, jomblo merupakan anugerah bagi mereka yang tahu akan hikmah yang terkandung didalamnya. Namun disisi lain, jomblo merupakan musibah, itu pun bagi mereka yang tidak mau memahami akan hikmah didalamnya. Buktinya, sejenak kamu sekalian terbebas dari omelan-omelan pacar, terbebas dari profesi tukang ojek atau bodyguard, terbebas dari menjadi ATM berjalan pacarmu, serta terbebas dari mikirin hal-hal ngga penting seputar pujaan hatimu. Jomblo mah makan paru aja, makan hati itu sih jatahnya yang lagi pacaran. Taruhlah ini sebuah cobaan yang dapat mendekatkanmu dan membuatmu lebih bersyukur kepada Sang Pemilik Kehidupan. Positif bukan? Kedua, menjadi jomblo yang elegan. Maksudnya, jadilah jomblo yang dikagumi banyak orang. Bukan berarti mencari-cari perhatian, namun tanpa caper pun kita sudah diperhatikan banyak orang. Bagaimana caranya? Kamu sendiri yang mengetahuinya. Bisa dengan mengembangkan bakat dan potensi diri yang terpendam agar kian eksis di kancah dunia perjomblowan Indonesia. Ingat! Sebenarnya jomblo itu bukan karena ngga laku, namun ngga mau main-main soal cinta serta menanti orang yang benar-benar pantas buat kita. Lebih baik jomblo menunggu orang yang dirasa tepat daripada menunggu siapa saja yang ternyata cuman singgah sebentar. Ketiga, mencari banyak teman. Ini penting, terlebih bagi mereka yang dahulu ketika pacaran mempunyai pacar yang overprotective dan kemana-mana harus berdua sehingga tidak ada celah sedikitpun untuk menjalin relasi bahkan semacam terdapat CCTV yang selalu mengintai kemanapun kita pergi. Nah, ketika menjadi jomblo merupakan kesempatan berharga untuk memperluas lingkaran pertemanan dengan banyak orang. Iya kan? Kalau pacaran biasanya jalannya cuman berduaan, kalau jomblo? Kalau lagi keluar, jalannya rame-rame bareng teman-teman. So, ngapain juga coba pacaran kalau ujung-ujungnya bakalan putus. Mending jomblo, punya banyak teman yang ngga akan pernah putus! Betul ngga? Keempat, menjadi pribadi yang apa adanya dan move on. Apa hubungannya? Coba deh, sejenak kamu lupakan masalah yang dapat menyebabkan kamu meraih predikat jomblo. Sebagai kaum jomblo kita harus pede, menerima diri kita apa adanya, menata ulang hidup kita, serta me-refresh pikiran negatif yang ada dibenak kita. Tak sepantasnya kita terus merasa galau, paling jelek, ngebosenin, konyol dan hina dengan status jomblo ini. Wake up, guys! This world is for those who want to fight, gaezzzz... Jadi jomblo ngeluh, punya pacar ngeluh, maunya apa? Munculkan sugesti positif bahwa jomblo juga dapat berwibawa. Jadi, ngga usah galau ngga usah risau, Tuhan sedang menyiapkan yang terindah untuk kita. Kelima, enjoy your life, mblo! Jika kamu sudah dapat menerima dirimu sendiri, dengan sendirinya orang lain akan dapat menerimamu. Ngga percaya? Buktiin aja gih! Bagaimana bisa enjoy, kalau malam minggu saja terserang galau kronis sampai-sampai nyumpahin agar turun hujan agar yang sudah berpasangan ngga bisa ngedate. Hah? What’s for, coba? Mending kita melakukan hal positif, misalnya membuat karya kayak penulis ini, membuat lagu, kerajinan tangan atau hal-hal yang lebih berkualitas. Jadikan masa galau itu produktif! Esumpahdah, ini akan berpengaruh banget buat hidup kamu pada. Banyak yang sedang pacaran pengen putus lho, ngga usah sedih, mblo! So, nikmatilah kebebasan selagi menjadi jomblo serta jadilah jomblo terhormat! Sebenarnya banyak keuntungan menjadi jomblo, salah satu satunya bebas memilih calon pendamping yang cocok. Betul?

Jadi, tidak usah lah masang foto-foto galau di sosmed, update status-status sok puitis, sok bijak atau sok romantis agar dilirik orang atau ngumumin kejomblowanmu di sosmed. Misalnya kamu update status, ngetweet atau PM dengan kalimat “Aku jomblo nih!”. Hah? Appah? STOP!!! Kalau kamu cewek, itu hanya akan mengundang cowok yang tak bertanggungjawab mendekatimu. Kalau kamu cowok, helooo... itu hanya akan menurunkan derajatmu sebagai cowok karena banyak cewek akan menilaimu ngga cool. Apalagi kalau kita dengan terang-terangan curcol betapa menderitanya menjadi jomblo di sosmed. Misal, dengan update seperti ini “Gini nih, apa-apa sendiri. Ngga ada yang nemenin, ngga ada yang nyemangatin, ngga ada yang nyuapin untuk makan”. Heyyy... STOP!!! Kamu sudah ngga bayi lagi. Kamu bukannya malah terlihat tegar tapi akan terlihat tukang ngeluh, manja dan lemah. Terlebih, kalau kita sampai menjelek-jelekkan mantan didepan orang lain. Berharap mereka mendengar kita, simpati ke kita dan berpandangan negatif tentang mantan kita, namun disisi lain kita akan terlihat muna’ dan lemah. So, STOP!!! Sejahat-jahatnya mantan, sesakit-sesakitnya hatimu dengan mantan, ingat! Kamu pernah menghabiskan waktu bersamanya. Menjelek-jelekkan mantan adalah perbuatan jelek tahu ngga sih. Jadi hargai perasaan mantanmu, lalu lupakan dan ngga perlu diingat-ingat kembali. Cukuplah sebagai pembelajaran agar kedepan tidak terjerumus pada jurang yang sama. Intinya, jomblo itu ngga boleh kebanyakan ngeluh, jadilah pemicu semangat bagi yang sedang patah hati. Last but not least, selamat menunaikan jomblo bagi Anda yang menjalankannya. Tulang rusuk tidak akan pernah tertukar.

#mkn
6 Ramadhan 2015

0 komentar:

 
;