RAMAHLAH
KEPADA TUAN RUMAH
Oleh : Mohammad
Khadziqun Nuha
Sore kemarin
aku pergi ke MAN 2 Tulungagung untuk melaksanakan penelitian demi pengerjaan
thesis yang tak kunjung kusentuh itu. Segera kupacu kuda besiku menuju sekolah
yang satu lokasi dengan MAN 1 Tulungagung dan MTsN 1 Tulungagung itu. Aku pergi
ke tempat itu agak petang. Segera kuparkirkan motorku didepan masjid sekolah
yang dalam tahap renovasi itu. (Pertanyaan : Berapa kata “itu” yang kugunakan
dalam paragraf ini? Haha)
Tanpa babibu,
segera kutemui salah seorang siswa yang kebetulan berada didepan Ma’had.
“Assalamu’alaikum,
pengasuh pondoknya ada?”, Tanyaku.
“Ada.
Silakan masuk”
Ternyata Sang
Tuan Rumah sedang mandi. Aku ditemui oleh istrinya. Setelah sedikit berbincang,
ternyata beliau adalah pengasuh ma’had putra, sedangkan yang kucari adalah
pengasuh utama ma’had yang sebelumnya aku telah membuat janji via SMS. Segera
aku ditunjukkan tempat tinggal Sang Pengasuh Utama. Sebelum masuk, ternyata aku
bertemu dengan pengasuh ma’had putra yang lain.
“Badhe madhosi
sinten, mas?”
“Nggih, niki
wau kula sepindah silaturahim. Kaping kalih ipun kulo saking IAIN Tulungagung
bade penelitian wonten mriki. Kala wau sampun sumadosan kalian Ibu Dwi Mulati. Bapak
pengasuh utama ma’had wonten?”
“Oh wonten.
Asmanipun pak Huda.” Jawab Bapak itu.
“Ngapunten,
jenengan kaparingan asma...”
“Kulo pak
arif. Sampeyan?”
“Nami kulo
Mohammad Khadziqun Nuha, namung panggilanipun khadziq”
“Oh, nggih
mas khadziq, monggo kulo derek aken”
Aku terus
berusaha menggunakan bahasa krama inggil yang kubisa seraya menjunjung tinggi
adat jawa. Meski dengan bahasa yang sekenanya, beliau akhirnya mengantarku
menuju kediaman pengasuh pondok utama. Sesampainya ditempat itu, beliau
langsung memohon izin untuk kembali ke ma’had putra dengan sesekali menyelipkan
namaku ketika berkata-kata. Hingga saat ini cara beliau mengucapkan mas
khadziq terngiang-ngiang ditelingaku. Beliau berusaha menjamu tamu dengan
baik. Hal ini sebagaimana sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam,
مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ
بِاللهِ وَاْليَوْمِ اْلأخِرِ فَلْيُكْرِمْ ضَيْفَهُ
“Barang siapa yang beriman pada Allah dan hari akhir maka hendaklah
dia memuliakan tamunya.” (HR. Bukhari)
Pada sesi
wawancara dengan pengasuh pondok utama, kami melakukannya dengan serius dengan
aku terus memegang teguh adab orang yang sedang bertamu. Semua berjalan lancar
meski dengan waktu yang mendekati waktu berbuka puasa. Bapak Pengasuh itu
menjawab semua pertanyaanku dengan seksama dan dalam tempo yang sesingkat-singkat.
Sesaat ketika
aku ingin mohon izin, ternyata suara adzan maghrib berkumandang. Dan
“malang”-nya aku tidak diperkenankan untuk pulang sebelum menyantap menu
berbuka yang sudah disiapkan. Ya! Memang diagamaku dianjurkan untuk menghormati
tamu dan menyediakan hidangan untuk tamu makanan semampunya saja. Akan tetapi,
tetap berusaha sebaik mungkin untuk menyediakan makanan yang terbaik. Allah
ta’ala telah berfirman yang mengisahkan Nabi Ibrahim ‘alaihis salam bersama
tamu-tamunya:
فَرَاغَ إِلىَ أَهْلِهِ
فَجَاءَ بِعِجْلٍ سَمِيْنٍ . فَقَرَّبَهُ إِلَيْهِمْ قَالَ آلاَ تَأْكُلُوْنَ
“Dan Ibrahim datang pada keluarganya dengan membawa daging anak sapi
gemuk kemudian ia mendekatkan makanan tersebut pada mereka (tamu-tamu
Ibrahim-ed) sambil berkata: ‘Tidakkah kalian makan?'” (Qs. Adz-Dzariyat: 26-27)
Betapa aku
merasa telah dimuliakan ditempat yang sekitar dua tahun lalu kugunakan untuk
melaksanakan Praktek Pengalaman Lapangan. Padahal disini aku sudah merepotkan
dengan melakukan interview, dibulan suci pula. Tapi berkat attitude yang
kutunjukkan dengan bersikap ramah, menjunjung tinggi adab orang bertamu serta
adat orang jawa, Sang Tuan Rumah pun memberikan feedback yang baik pula.
Laksana hukum Archimedes yang berbunyi “Jika suatu benda dimasukkan
ke dalam sesuatu zat cair, maka benda itu akan mendapat tekanan ke atas yang
sama besarnya dengan beratnya zat cair yang terdesak oleh benda tersebut”.
Begitu pula dengan kehidupan, kalau kita mencoba untuk berbuat baik kepada
orang lain, maka orang lain akan memberikan hal serupa kepada kita.
#mkn
13
Ramadhan 2015
0 komentar:
Posting Komentar