Blue Fire Pointer
Minggu, 21 Juni 2015

BERTOBATLAH LALU BERDOALAH

BERTOBATLAH LALU BERDOALAH



Oleh : Mohammad Khadziqun Nuha



Suara adzan dzuhur berkumandang ketika kemarin aku selesai rapat disekolah dan berniat menuju ke kampus. Pikirku, ah nanti saja sholatnya kalau sudah dikampus. Segera kuambil helm dan motorku untuk menuju ke destinasi selanjutnya. Sebelum keluar dari gerbang sekolah salah seorang guru memintaku untuk mengantarkan ke rumah salah seorang kerabat siswa yang meninggal.
”Pak Nuha, tidak jadi saja. Ini jalan saja dengan ibu-ibu yang lain. Rumahnya dekat kok.”Ungkap ibu guru yang minta diantarkan tadi.

Karena beliau sudah berkata tidak jadi, ntah setan apa yang membuatku memutuskan untuk tidak mengikuti mereka ikut bertakziah. Dalam hati, itu kan sudah diwakili ibu-ibu, lagipula tak ada guru laki-laki yang ikut, yasudah aku mohon izin kepada mereka untuk pergi ke kampus dahulu. Kupaculah kuda besiku menyusuri jalanan ke tempatku menimba ilmu.

Tak ada yang aneh dalam perjalanan, kulewati jalan pintas yang agak sepi. Hingga tibalah aku di sebuah perempatan dekat Bank BRI Cabang Tulungagung. Setelah menyeberang melewati perempatan itu tiba-tiba...
grekkk....
Lhoh, kenapa ini motorku kok tak bisa digerakkan? Yasudah, kudorong saja tungganganku itu dipinggir jalan. Kucoba mencari-cari kerusakan apa yang terjadi sehingga tak dapat digerakkan. Ah, ini dia. Ternyata rantai motorku lepas dan menyangkut (Bahasa Jawanya :nyrimpet). Disiang yang panas itu segera kusingsingkan lengan dan mencoba mengotak-atik memperbaiki rantaiku itu. Sebenarnya masalah rantaiku akan segera terselesaikan jika aku membawa tang. Sayangnya, tak kubawa alat itu. Aku berinisiatif tanya kepada pemilik warung nasi didekat tempat itu. Tapi ah, nampaknya aku bertanya kepada orang yang tidak tepat. Beliau adalah nenek paruh baya yang tak paham masalah otomotif. Ketika kutanya bengkel dekat situ, beliau juga menggelengkan kepala. Sang nenek menyarankanku untuk bertanya kepada seorang pria yang hendak pulang dari kantornya, namun ternyata usahaku bertanya kepada si bapak juga tak membuahkan hasil.

Kuputuskan untuk kembali mencoba memperbaiki motorku itu. Meski dengan panas yang cukup terik dan tangan yang belepotan, kuharap dapat memperbaikinya dengan segera. Beruntung tidak ramai kondisi lalu lintas disekitar sehingga aku dapat melakukannya dengan leluasa sembari aku introspeksi dalam hati, Yaa Allah Yaa Kariiim... Dosa apa yang aku lakukan hari ini sehingga dalam kondisi shiam serta panas yang cukup terik, motorku kok jadi bermasalah padahal tadi ketika berangkat tidak apa-apa. Keringat mulai bercucuran pertanda aku sudah mengeluarkan tenaga ekstra untuk memperbaikinya.

Mak jleb... Tiba-tiba terbersit dalam hati kecilku. Yaa Ghofaar...Ighfirlanaa dzunuubanaa...Oh iya, aku tadi menunda sholat jamaah padahal adzan dzuhur telah berkumandang. Aku juga tidak ikut bertakziah bersama ibu-ibu itu. Astaghfirullahal ‘adzim... Maafkan hambaYaa Tawwab karena telah khilaf. Jika engkau menerima ungkapan bersalahku, tolong bantulah hamba untuk memperbaikinya.
“Duh... Ini apa ndak ada yaa orang yang berbaik hati membantuku?” ungkapku dalam hati.

Belum selesai aku berkata dalam hati seperti itu. Tiba-tiba ada seorang pria yang berhenti, turun dari motornya dan mendatangiku serta menawarkan diri untuk membantu. Dia mulai mengotak-atik rantai motorku. Berulang kali dicoba namun belum berhasil.
“Ini tidak bisa digerakkan yaa mas motornya?” ungkapnya.
“Tidak bisa mas. Kalau bisa, saya dorong tadi menuju bengkel terdekat. Itu rantainya nyangkut dibaut yang sedikit nongol itu”, Jawabku sembari menunjuk baut yang dimaksud.
“Yaa kita coba otak-atik saja mas. Saya dulu juga pernah seperti ini”,katanya sambil terus berusaha.
”Mas dari mana atau mau kemana?”, tanyaku penasaran.
“Anu, ini tadi dari Maxindo”, Jawabnya sambil menyebutkan toko komputer ternama dikotaku.

Berbagai pemaksaan agar rantai kembali kepada gear-nya telah kami lakukan, tetapi tak kunjung berbuah manis. Aku semacam sudah menyerah untuk memperbaikinya. Namun mas itu masih tetap semangat untuk memperbaiki meski dengan kondisi tangan yang belepotan. Dalam hatiku, siapa mas ini? Kenal saja belum kok sudah berbesar hati untuk membantuku. Tapi yasudahlah, aku tidak ingin berpikir macam-macam dahulu, yang penting motorku dapat segera kukendarai lagi.

Grekkk... grekkk... grekkkk....
Dengan sedikit tarikan pemaksaan dari kami karena sama-sama tak membawa “kunci inggris”, syukur alhamdulillah akhirnya rantai motorku telah kembali pada tempatnya. Fiuuuh.... Akhirnya. Segera kujabat tangan mas itu untuk mengucapkan terimakasih walau dengan sama-sama dalam kondisi tangan yang kotor. Aku tak tahu harus berkata apa lagi untuk membalas kebaikannya.

Belum sempat aku bertanya siapa nama pria itu, namun dia segera mengambil motornya dan meninggalkanku. Masya Allah... Meski sedikit hiperbola, pria itu bak malaikat. Ya!Guardian Angel. Kenal saja belum, sudah sudi membantuku berpanas-panas dan berkotor-kotor ria. Padahal banyak orang yang lewat, namun mereka hanya memandangi apa yang kulakukan. Siapapun dia, semoga Allah membalas kebaikan yang dia lakukan padaku dengan tempat mulia di jannah. Bagiku, dia termasuk “makhluk langka” dijaman yang lebih mengedapankan individualisme ini serta pantas dilestarikan, dalam arti perlu “dibudidayakan” orang seperti itu. Jarang-jarang yang tanpa pamrih membantu orang lain yang sedang tertimpa musibah. May Allah grant him countless blessings and reward him the highest levels of Jannah. Ameen.

Pelajaran yang dapat kupetik adalah, semua orang pasti pernah berbuat khilaf. Tua, muda, pria, wanita, semua. Namun yang terpenting adalah, kita mau berbesar hati mengakui kesalahan kita dan memohon ampunan kepada Sang Pemberi Kehidupan, niscaya Yang Maha Pengampun akan memaafkan segala dosa kita. Serta, doa orang yang dalam kesulitan akan cepat dikabulkan oleh Allah. Terlebih dibulan nan suci ini. Trust me! It works.

#mkn
4 Ramadhan 2015

0 komentar:

 
;