Blue Fire Pointer
Rabu, 15 April 2015

KATA BUKU SIDU, EXPERIENCE IS THE BEST TEACHER.

KATA BUKU SIDU, EXPERIENCE IS THE BEST TEACHER.
Oleh : Mohammad Khadziqun Nuha




Akan aku kisahkan sebuah cerita untuk para pembaca. Anggap saja ini salah satu cerita fiksi agar kalian tidak terbebani dengan pikiran yang macam-macam. Kisah ini sungguh sederhana, bahkan sebelum ceritanya usai, kita bisa menebak ujungnya.

Alkisah terdapat salah seorang anak adam yang bernama Koko yang merupakan pria yang sangat miskin pengalaman dengan dunia percintaan. Bahkan diusianya yang ke dua puluh dua tahun, dia tidak pernah berani mengungkapkan isi hatinya kepada setiap wanita yang dia sukai. Dia selalu mencintai wanita dalam diam. Mungkin karena sikap pemalu bawaan yang dimilikinya sejak lahir, rasa takut jikalau tidak mendapat respon postitif atau bahkan karena memang dia terlambat puber, ntahlah tidak ada yang tahu.

Hingga suatu hari, si Koko bertemu dengan seorang gadis SMA saat itu disalah satu sosial media yang bernama Meme. Semula tidak ada perasaan apapun antara Koko dan Meme. Mereka saling berkomentar, bercanda, dan bertukar cerita pribadi satu sama lain. Keakraban kian terjalin antara dua insan tersebut meski masih baru saja saling mengenal. Bahkan Koko yang selama ini paling enggan untuk meminta nomor handphone kepada setiap orang yang baru dia kenal, dengan berani meminta nomor si Meme. Mungkin karena masih radak canggung terhadap orang yang baru dikenal, pemberian nomor itu harus menunggu waktu yang cukup lama. Akhirnya, pada saat Koko mengikuti persami disekolahnya dahulu, si Meme memutuskan memberikan nomornya melalui sosial media yang selama ini mereka gunakan untuk menjalin komunikasi. Bak gayung bersambut, komunikasi mereka semakin intens melalui sms dan bahkan telpon.

Koko dan Meme belajar pada sekolah yang berbeda. Koko belajar pada sekolah di kecamatan Meme tinggal, sedangkan Meme sebaliknya, bersekolah di kecamatan-nya Koko. Arah menuju sekolah mereka pun berlawanan sehingga suatu hari mereka tidak sengaja berpapasan untuk kali pertama pada gang masuk rumah si Meme. Koko tidak begitu mengenali Meme, karena menurut dia wajah Meme begitu berbeda dengan foto yang berada disosial media yang dimilikinya namun secara samar-samar dia tidak asing dengan wajah itu. Hal itu berbeda dengan Meme yang langsung mengenali Koko. Walhasil, benar saja, Meme langsung mengirim sms ke Koko untuk meyakinkan bahwa mereka baru saja berpapasan di jalan. Semenjak itu, mereka menjadi kian sering berpapasan, ntah pada saat berangkat sekolah atau pulang sekolah.

Benih-benih cinta nampaknya muncul pada diri Koko tanpa dia sadari. Karena dia tak punya pengalaman bercinta, ia anggap senyumnya sebagai sesuatu yang istimewa, sesuatu yang membuatnya tergugah, dan sesuatu yang membuatnya bahagia. Karena dia tak punya pengalaman bercinta, ia anggap perhatiannya itu hanya untuknya satu-satunya meskipun ia ragu akan keyakinan yang dipaksakan itu. Karena dia tak punya pengalaman bercinta, sering ia anggap curahan hatinya sebagai bentuk kepercayaan terhadapnya. Berbeda dengan pengalamannya ketika mencintai wanita dalam diam selama ini, ketika bersama Meme, muncul didalam benak Koko untuk mengutarakan isi hatinya secara langsung. Terdapat suatu hal yang berbeda pada diri Meme yang tidak ia jumpai pada diri orang lain yang tidak dapat ia ungkapkan apakah itu. Ya! Karena cinta tidak membutuhkan beribu alasan kenapa cinta itu hadir pada diri seseorang. Berbagai cara telah dilakukan agar gejolak hatinya itu tersampaikan kepada empu-nya hati. Dimulai lewat sms, telpon, maupun mengungkapkan secara langsung telah dia lakukan, namun berbagai penolakan telah Koko terima. Beberapa kali dia menerima kenyataan dengan hati yang lapang karena akhirnya suatu saat dia tahu, bahwa Meme telah termiliki.

Pernah suatu ketika, Koko mengutarakan isi hatinya melalui SMS pada malam hari. Panjang lebar untaian kata mutiara dia sampaikan kepada Meme untuk menarik hati Meme namun sepertinya pendirian Meme belum goyah untuk menganggap Koko sebagai teman saja. Pernah pula waktu Meme tengah berulangtahun, Koko menyampaikan isi hatinya dengan kebulatan tekad melalui telpon. Namun kembali lagi Meme belum bersedia menerima Koko dengan kata-kata yang lazim digunakan untuk menolak seseorang, sebuah kalimat yang sebenarnya halus namun jika dicermati lebih lanjut merupakan sebuah hal yang bullshit, yakni
Aku tidak bisa menerimamu karena kamu terlalu baik bagiku
Tapi mengapa kau tak bisa menerimaku? Apakah yang memberatkan hatimu sehingga kau tak dapat menyatukan hubungan ini, kurasa kita sudah semakin akrab bahkan tidak ada sekat pada diri kita untuk saling mencurahkan isi hati masing-masing. Apakah kau telah termiliki?”, Ungkapan ketidakterimaan seorang Koko.
Iya”, jawab Meme singkat.

Sejak saat itu, Koko semacam frustasi karena berbagai cara telah dia lakukan namun tidak membuahkan hasil. Kini, Koko telah setengah hati dan bimbang antara harus terus mengejar pujaan hatinya atau harus berbesar hati melepas target yang telah mengalihkan dunianya itu, seseorang yang dianggapnya sebagai tulang rusuk yang selama ini hilang. Karena cintanya bertepuk sebelah tangan, kini Koko berusaha sedikit demi sedikit menghindar untuk menghilangkan agar pedih dihatinya tidak kian menjalar.

Awal Oktober 2012, Koko mengetahui kalau hubungan Meme dengan mantannya telah kandas. Semacam mendapat lampu hijau, Koko menjalin komunikasi yang intensif kembali dengan Meme. Bak ungkapan cinta lama bersemi kembali atau cinta lama belum kelar, gelora asmara pada hati Koko kembali menyeruak. Pendekatan demi pendekatan berusaha Koko lakukan untuk menarik hati Meme. Setali tiga uang, si Meme yang pada saat itu telah dalam posisi sendiri, semacam memberikan respon positif, menurut perspektif Koko.

Sehari setelah hari sumpah pemuda pada tahun yang sama, kebulatan tekad pada diri Koko mengantarkannya untuk menembak Meme untuk kesekian kalinya. Dia berusaha meyakinkan Meme bahwa dialah wanita yang selama ini dia puja dan kagumi dalam diamnya. Kali ini dia mengungkapkannya secara langsung. Berbagai jurus perkataan ia gunakan untuk memuluskan hasratnya itu.
Maaf mas, sepertinya aku tidak bisa menerimamu, aku lebih nyaman menganggapmu sebagai kakakku. Bagaimana jika seperti itu?
Tapi aku tak bisa, kuharap lebih dari itu, sense-nya akan berbeda antara hanya menjadi kakak dan kekasih. Bagaimana harus bersikap, bagaimana perhatian yang diberikan serta bagaimana usaha untuk saling menjaga satu sama lain akan berbeda. Namun baik, jika seperti itu maumu, apalah dayaku untuk memaksamu. Namun, setelah ini aku mohon izin untuk menghilang dari kehidupanmu. SETELAH INI KITA TIDAK AKAN BERJUMPA LAGI, SAMPAI BERJUMPA LAGI DISURGA, SEMOGA KITA BERTEMU LAGI DISANA”, ungkapan spontan Koko setelah mendengar jawaban Meme.
Tapi haruskah sampai seperti itu?”, Meme mempertanyakan ego sesaat Koko.
Iya, aku adalah tipikal orang yang harus total dalam segala hal. Jika aku terus menjalin komunikasi dan berjumpa denganmu, rasa cinta tak bertuan ini akan terus tumbuh dan apakah kau tidak kasihan terhadapku jika aku terus berharap pada suatu hal yang tidak mungkin ini? Setelah ini, silakan kamu jika ingin meninggalkan tempat ini, aku masih ingin berada ditempat ini”, kata Koko.

Meme pun meninggalkan tempat mereka bertemu itu sedangkan Koko masih memandangi laju motor Meme yang mulai meninggalkan tempat itu bersama sorot sinar lampu malam itu secara samar-samar. Dalam hatinya, yah, mungkin itu adalah terakhir kalinya dia dapat melihat Meme. Ungkapan spontanitasnya sudah tak dapat ditarik lagi, keputusannya sudah bulat untuk melepas Meme untuk selamanya. Bahkan, untuk totalitasnya itu, akun situs jejaring sosial milik Meme di-block-nya, Koko pun memutuskan untuk mengganti nomor handphone-nya serta dia berusaha untuk menutup semua ingatan tentang Meme.

Disisi lain, Meme kian merasakan perubahan pada perasaannya terhadap Koko. Dia yang dahulu tidak mempunyai perasaan apa-apa dan terkesan apatis terhadap perasaan Koko, kini justru berputar 360 derajat. Benih-benih cinta yang telah Koko semai, telah mulai berbuah dihati Meme setelah Koko memutuskan untuk melupakannya. Meme menyesal dan berusaha mencari kabar tentang keberadaan Koko dengan meminjam akun milik temannya untuk stalking semua aktivitas Koko didunia maya tanpa sepengetahuan orang yang telah ditolaknya itu. Dia tahu betapa terpukulnya Koko setelah kejadian malam itu. Terkadang dia mengomentari status milik Koko dengan akun milik temannya itu. Gejolak hatinya kian memuncak namun dia tidak kuasa untuk menyampaikan isi hatinya karena terbentur adat orang timur yang secara tersirat menyebutkan kurang pantas manakala wanita harus mengatakan isi hatinya terlebih dahulu. Dan nampaknya, salah satu usaha implisit Koko yang lain telah berhasil yakni untuk membuat seseorang menyadari apa yang dirasakannya justru harus dengan cara terbaik yang menyakitkan. Misalnya berusaha pergi darinya. Saat kita pergi, seseorang baru akan merasa betapa kehilangannya dia tanpa kita serta dia mulai bisa menjelaskan apa yang sesungguhnya dia rasakan.

Sedangkan pada diri Koko, selang beberapa bulan, semakin dia berusaha untuk menghilangkan ingatan tentang wanita itu, semakin besar pula hasratnya untuk kembali kepadanya. Bagi orang-orang yang memendam rindu, mencintai dalam diam, maka apa-apa yang ditunjukkannya hanyalah bagai gunung es di dalam samudera yang luas, hanya memperlihatkan pucuk kecil dari betapa besar perasaan itu dibagian dalamnya. Besar sekali yang tersembunyi. Dan benar saja, hingga akhirnya tiba pada suatu titik dimana dia tidak mampu untuk menahan gejolak jiwanya. Meski dia harus menelan ludah sendiri, akhirnya dia memutuskan untuk meminta maaf kepada Meme karena telah mengucapkan ungkapan spontanitas itu melalui SMS disaat malam hari. Satu jam dua jam berselang tidak ada respon dari Meme, dia mengira kalau Meme telah marah sekali dengannya sehingga dia memutuskan untuk memejamkan mata.

Keesokan harinya Meme membalas SMS itu dengan pertanyaan siapakah pemilik nomor baru itu. Koko baru ingat bahwa nomor handphone-nya telah berubah seiring ego sesaatnya kemarin dan akhirnya memberitahu Meme tentang jati dirinya. Hubungan mereka cair kembali dan tali silaturohim yang beberapa bulan itu putus kini telah tersambung kembali. Meski semula sama-sama saling canggung namun kini pelan-pelan mereka telah mulai bercanda dan gila-gilaan kembali.

Dengan dalih ingin mengambil barang milik Meme yang masih dibawa oleh Koko, pada tanggal 15 April 2013 Meme mengajak Koko untuk bertemu ditempat favorit mereka ketika berjumpa. Sebenarnya Meme ingin mengungkapkan isi hatinya namun karena dia tak kuasa untuk itu akhirnya dia memutuskan update status dengan ungkapan hanya cinta, yang membuatku bertahan disini menunggu dirimu. Saat menulis status itu, Meme sedang menunggu si Koko yang tengah menjalankan ibadah. Koko yang selalu melihat statusnya Meme, setelah selesai menjalankan ibadah mendapati status itu. Setibanya Koko kembali ditempat mereka bertemu, tanpa ba bi bu dia langsung menanyakan kepada Meme tentang maksud dia dengan menuliskan status seperti itu.
Yaa itu... Bisa membaca sendiri kan mas? Yaa seperti itu maksudnya” ungkap Meme dengan sedikit tersenyum malu.
Iya, maksudnya ditujukan kepada siapa status itu?”, tanya Koko yang takut kecewa karena terlalu ke-Ge-eR-an menganggap status itu ditujukan kepadanya.
Lha ini tadi mas tahu sendiri kan barusan aku sedang menunggu siapa?”, jawab Meme meyakinkan.
Aku?”, Koko masih belum percaya dengan kenyataan itu.
Meme hanya tersenyum saja seraya mengiyakan pertanyaan Koko dan langsung disambut dengan simpul senyum seorang Koko.
Sekarang begini dek, kamu sudah tahu perasaanku seperti apa kepadamu, tidak perlu kuulangi kembali apa yang ada didalam hatiku, jadi sudikah kiranya kita menyatukan hubungan kita?”, tambah Koko.
Terlihat Meme masih menarik nafas panjang untuk memberikan jawaban dan akhirnya sebuah ungkapan terucap, “yaa... (Meme terlihat berhenti sejenak kemudian melanjutkan berucap) kita jalani bersama ya mas.”

Sontak hal tersebut membuat si Koko teriak kegirangan didalam hati. Dia tidak bisa menyembunyikan kegembiraannya dengan senyum yang terus terkembang. Usahanya selama ini untuk mendapatkan hati Meme akhirnya membuahkan hasil. Demi sebuah keyakinan dia terus menjaga perasaan cintanya terhadap Meme meski berulang kali mendapat penolakan. Satu hal yang dia pegang teguh dalam dirinya, sebuah batu besar yang kuat dan kokoh manakala setiap hari terkena tetes air hujan, maka sedikit demi sedikit akan berlubang juga. Apalagi hati ini yang tak bertulang, dengan keteguhan cinta pada diri seseorang, akhirnya akan dapat meluluhkannya juga. Sebagai prasasti ikrar cinta suci mereka, mereka sama-sama update status dengan kalimat kuawali hubungan ini dengan bismillah.

Hari demi hari mereka lalui bersama. Susah senang, tangis tawa membuat mereka kian menyatu. Banyak cerita indah yang mereka ukir bersama. Pada awal hubungan mereka, Koko berusaha untuk menjaga keromantisan hubungan mereka. Setiap pagi, Koko mengucapkan I love you dengan berbagai bahasa yang ada didunia ini serta SMS merupakan ritual wajib yang harus dilakukan setiap hari untuk menjaga komunikasi satu sama lain, paling tidak untuk menanyakan keberadaan atau kabar satu sama lain.

Pernah suatu ketika menjelang Meme ulangtahun, Koko ingin melakukan sesuatu hal yang usil. Dibuatnya Meme seperti membuat kesalahan sehingga terkesan Koko menjadi marah sekali kepadanya. Berhari-hari Koko tidak menghubunginya sehingga Meme kelabakan untuk meminta maaf kalau-kalau telah melakukan suatu kesalahan. Namun keputusan Koko telah bulat untuk jail kepada Meme. Semua telpon, SMS dan komentarnya disitus jejaring sosial dari Meme tidak digubris hingga tiba hari ulangtahunnya. Untuk membuat Meme kian panik, jika biasanya ia adalah orang pertama yang mengucapkan selamat ulangtahun, ia sengaja untuk tidak mengucapkan itu hingga petang menjelang. Ketika matahari mulai kembali ke peraduan, Koko pun menelpon Meme untuk mengucapkan selamat ulangtahun serta memberitahu bahwa Koko telah menyimpan sebuah video ucapan selamat ulangtahun pada salah satu folder tersembunyi di laptop milik Meme tanpa sepengetahuannya. Kontan Meme melting dibuatnya serta langsung speechless setelah melihat video tersebut.

Layaknya dua sejoli yang sedang memadu kasih, berbagai destinasi telah mereka sambangi untuk kian mempererat hubungan mereka. Dimulai dari rumah makan, pantai, bioskop, serta tempat-tempat lain yang membuat hubungan mereka kian harmonis dan terpenting juga membuat hubungan mereka dengan Tuhannya kian harmonis. Koko yang miskin pengalaman tentang dunia percintaan itu menjadi kaya setelah mengenal dan belajar banyak dengan Meme.

Klise memang sebuah ungkapan bahwa roda itu berputar, begitu juga yang terjadi pada hubungan mereka. Gelora asmara yang mereka jaga selama ini harus kandas karena menganggap Koko masih mengingat wanita lain yang sempat singgah dihatinya. Padahal, semenjak keberadaan Meme, hanya dialah yang ada dihatinya serta yang dapat mengalihkan dunianya. Berbagai cara telah Koko lakukan untuk mempertahankan hubungan mereka namun karena cemburu buta itu membuat cinta Koko kembali bertepuk sebelah tangan.

Berhari-hari Meme berusaha menghindar dari Koko dengan tidak membalas segala SMS, telpon, komentar di situs jejaring sosial bahkan tidak sudi untuk diajak bertemu. Karena merasa tidak dianggap lagi, dengan emosional Koko mengirimkan SMS dengan nada tinggi meminta kejelasan tentang hubungan mereka. Seperti yang sudah ditebak, Meme memutuskan untuk mundur dari hubungan mereka karena sudah tak sanggup menahan sesuatu yang telah membebani pikirannya. Satu hal yang disesalkan oleh Koko adalah Meme tidak pernah berusaha membicarakan masalah itu dengan baik-baik dan justru menghindarnya darinya. Paling tidak, jika dibicarakan dengan baik, akan lebih berakhir manis. Dalam hati, apabila dimulai dengan suatu hal baik, seharusnya kalau diakhiri pun juga harus dengan baik pula. Laksana peribahasa, datang tampak muka pergi tampak punggung.

Semula Koko belum bisa begitu saja melepaskannya sehingga membuatnya terus berusaha memperbaiki hubungannya biar bagaimanapun juga caranya. Betapa terpukul Koko kala itu. Namun Koko kian terpukul ketika selang beberapa hari setelah hubungan mereka kandas, ia mendapati Meme telah memberikan kesempatan kepada lelaki lain untuk singgah dihatinya. Bak tersambar petir disiang bolong, Koko yang semula belum rela melepas Meme kini telah angkat tangan dan mengibarkan bendera putih untuk mempertahankan cinta suci mereka. Sekarang semuanya sudah jelas, terlepas dari alibi bahwa Koko masih memiliki hati dengan wanita yang dahulu sempat dipuja-puja Koko, keberadaan orang itu telah menjawab semuanya. Koko berusaha memasukkan energi positif pada dirinya agar segera dapat move on dari meme. Satu hal yang muncul pada dirinya, setiap orang mempunyai kapasitas muatan sendiri-sendiri, tidak dapat dipaksakan untuk mengangkut diatas kemampuannya. Begitu juga dengan memikirkan hubungannya dengan Meme. Jika memang tidak dapat dipertahankan hubungan mereka, maka Koko berusaha mengambil muatan lain yang dapat dia angkut.

Dimana ada pertemuan, maka disitu pasti ada perpisahan. Dimana awal pasti ada akhir. That’s  our cycle of life. Ketika akhir sebuah perjalanan akan menjadi awal perjalanan yang lain dan sebuah perpisahan akan menjadi pertemuan dengan sesuatu hal yang baru, and that’s more about our life. Didalam hidup, banyak orang yang datang dan pergi. Tuhan telah menjumpakan kita dengan orang-orang yang Dia telah gariskan dalam catatan takdir. Mereka pun datang silih berganti. Ada yang melintas dalam segmen singkat, ada yang sangat membekas dihati seseorang. Ada yang telah lama berjalan beriringan tetapi tak disadari arti kehadirannya. Ada pula yang begitu jauh dimata namun penampakannya melekat dihati. Semua orang yang pernah singgah dalam hidup kita bagaikan kepingan puzzle yang saling melengkapi dan membentuk gambaran kehidupan. Maka, sudah fitrah bila ada pertemuan pasti ada perpisahan.


1 komentar:

Ayam Kecil mengatakan...

Begitulah cinta, deritanya tiada akhir. ~ panglima tienfeng

 
;