Blue Fire Pointer
Jumat, 05 Februari 2016

SARUNG HADIAH KKN

SARUNG HADIAH KKN
Oleh : Mohammad Khadziqun Nuha




Tiba-tiba teringat dan terperanjat melihat sebuah sarung dan sepucuk surat didalamnya. Sepucuk surat yang menyebutkan siapa pemberi sarung itu dan tujuan pemberian itu. Dia adalah Dek Vara Zayan Adiba, seorang gadis mungil usia Taman Kanak-Kanak yang sangat terkenang. Salah seorang anak dari puluhan anak lain yang selalu datang selepas maghrib meski tak pernah diundang untuk belajar bersama di posko PKM (sebutan KKN dijamanku) kami.
.
Ceritanya si dedek paling ngga mau belajar kalau bukan bersamaku. Walhasil hanya aku lah yang diberi "kado" itu. Semula, dek Vara seperti takut-takutan ketika datang ke posko kami. Namun setelah kudekati, akhirnya luluh juga. Meski hanya mengajari membaca huruf, menggambar, menulis, dan menebali, kuyakin tidak semua orang mampu melakukan itu, bahkan seorang profesor sekalipun. Dibutuhkan orang dengan kesabaran ekstra dan memiliki jiwa penyayang tinggi terhadap anak kecil.
.
Ketika aku tidak berada diposko, dek Vera selalu mencariku bahkan ketika hujan turun dia tetap meminta ibunya untuk mengantarkan ke posko kami. Padahal, tahu apa aku tentang pendidikan anak usia dini? Bahkan di jurusan bahasa inggris yang kutempuh dijenjang sarjanaku hanya satu mata kuliah yang bernama English for Young Learner yang mengkajinya, itu pun sangat kurang menurutku. Namun intinya, aku hanya mendekatinya dengan penuh cinta kasih laksana adikku sendiri.
.
Satu lagi (mungkin) yang membuatnya dekat denganku, dia tak mau memasukkan bukunya ke tas jika telah usai belajar dengan cara yang biasa. Jadi, sangat biasa aku bilang, "ngeeeeng... ayo dek bandaranya dibuka, pesawatnya mau masuk" atau "ayo dek mulut buayanya dibuka, ini ada makanan, hoammm...".
.



Bagaimana wajah adikku yang kini sekitar kelas 3 SD ini ya? Rindu rasanya mengulang masa-masa itu. Terus semangatlah belajar ya dek... Mas ingin saat bertemu dengan mas nantinya kau sudah menjadi orang yang sukses melebihiku. Dan satu hal lagi, rasanya sayang sekali mau memakai sarung ini. Bukan masalah apa-apa, aku hanya takut rusak dan menggores kenangan yang ada didalamnya. Insya Allah akan kukenakan ketika aku sudah memiliki malaikat kecil sepertimu dan akan kuceritakan betapa bangga aku mengenakannya.

0 komentar:

 
;