Blue Fire Pointer
Jumat, 05 Februari 2016

TEORI METAMORFOSIS


TEORI METAMORFOSIS
Oleh : Mohammad Khadziqun Nuha


.
“Aku bukan orang yang sempurna. Karena itu aku masih disebut manusia”.
Sebuah ungkapan yang klise memang manakala ditujukan pada makhluk yang dalam proses penemuan jalan kehidupan. Sebagai manusia, tentunya tidak dapat dipungkiri pernah melakukan kesalahan, kekhilafan dan maksiat. Siapapun dia, tidak dapat dipungkiri dia pasti melakukan kesalahan, baik kecil maupun kesalahan yang begitu besar yang susah untuk dimaafkan. Manusia bukanlah malaikat yang tidak pernah melakukan kesalahan, bukan pula sebuah kalkulator. Sudah masyhur pula ungkapan “al insanu mahalul khoto’ wa nisyan” sehingga tidak perlu disebutkan apa artinya.
.
Mengambil teori metamorfosis, Identitas cantik dan rupawan sungguh melekat pada hewan ini. Kupu-kupu lah namanya. Sayapnya yang berwarna-warni serta gerakannya yang begitu menarik sungguh membuat semua orang tersenyum. Terlebih ketika berada di taman, perpaduan bunga dan kupu-kupu membuat setiap mata yang memandang tak ingin lepas darinya. Namun, seekor kupu-kupu yang indah dan menarik pandangan sekalipun membutuhkan siklus hidup yang tidak mudah. Dia harus berjibaku melawan kerasnya kehidupan untuk mencapai pribadi yang sempurna. Taruhlah ketika menjadi ulat. Ketika hidupnya, semua memandang sebelah mata pada hewan yang merupakan hama menjijikan ini. Dia hanya bisa merusak dan bahkan untuk menyentuhnya pun tidak lah sudi. Menjadi ulat sangatlah susah, bahkan menyakitkan. Dia selalu dibenci, dihindari bahkan kadang dibunuh tanpa kesalahan apapun. Ketika menjadi kepompong, si ulat berusaha berkontemplasi, merenungkan segala apa yang telah diperbuat dengan tanpa menafikan segala tindakan negatif yang telah dilakukan karena itu merupakan siklus hidup yang harus dilalui. Sang kepompong berusaha mendekatkan diri kepada Sang Pencipta untuk menjadi pribadi yang lebih baik. Hingga akhirnya, berkat kesungguhan dan kebulatan tekad untuk berubah, tibalah saatnya menjadi seekor kupu-kupu, sosok ideal dalam siklus hidup metamorfosisnya. Dimana ketika itu setiap orang mengagumi dan mengakui keindahannya. Sosok yang tadinya dianggap sebagai pendosa kini telah berubah menjadi ciptaan Tuhan terindah dalam perjalanan hidupnya.
.
Simbolisasi kupu-kupu berkaitan erat dengan prosesi dzikir pada proses metamorfosis. Takhally (pengosongan dari segala nafsu jahat), tahally (pengisian cahaya Allah melalui dzikir), tajally (menjadi manusia serba baik yang tersinari oleh cahaya Allah). Dari proses metamorfosis itu kita belajar. Berdasarkan interpretasi simbol kupu-kupu tersebut, muncul konsep-konsep tasawuf, seperti ikhlas, fana’, yaqin, sabar, husnudzon (positif thinking), dan raja’. Dengan kata lain, seseorang yang telah menjalankan proses metamorfosis dalam dunia tasawuf akan meninggalkan perilaku buruknya dan mengisi dengan sikap baik yang sangat dibutuhkan dan bermanfaat bagi orang lain. 
.
Ya! semoga siklus hidup kupu-kupu ini terus mengilhami kita. Aku telah rela menjadi "ulat" yang buruk rupa, dimaki dan dicerca. Aku pun telah sanggup menjalani kehidupan sebagai kepompong yang tak berdaya. Tetapi tekad, keyakinan dan kerja keras suatu saat nanti akan menjadi kupu-kupu yang menawan, elok rupa, dan indah. Oleh karena itu, jalanilah setiap fase atau episode kehidupan kita dengan jiwa besar serta niatkan untuk berubah dan terus menjadi lebih baik layaknya kupu-kupu yang menghiasi alam dan menjadi teladan bagi kita manusia, yakinlah bahwa selalu ada makna dan keindahan dalam setiap moment perjalanan hidup yang kita lalui.
.
Saudaraku seiman pembaca setia tulisanku, jangan pernah melihat seseorang dari masa lalunya. Engkau mungkin tidak tahu seberapa kuat seseorang berjuang dan berusaha untuk melawan masa lalunya. Berilah kesempatan seseorang untuk berubah. Karena, seseorang yang pernah berperang melawan agama Allah pun, pada akhirnya menjadi pedang-Nya Allah (syaifullah) atau sebut saja nama Sayyidina Khalid Ibnu Walid. Bahkan, seseorang yang hampir saja membunuh Rosul pun kini terbaring disebelah makam beliau, terpujilah wahai Sayyidina Umar Al Khattab. Atau, seorang Ustadz Jefri Al Buchori dengan masa lalunya yang begitu kelam, ketika berpulang ke rahmatullah, ribuan jamaah mengantar kepergiannya, bahkan hingga kini makamnya tak pernah sepi peziarah. Berilah kesempatan seseorang untuk berubah saudaraku. Janganlah menyalahkan masa lalu. Mereka yang berdiri tegak dan lebih baik hari ini, terdidik karena masa lalu. Maka jadikan setiap hari yang terlewati itu menjadi suatu bahan pembelajaran yang tak ternilai untuk menjadi insan yang lebih baik serta tidak mengulang kesalahan yang sama. Semua itu merupakan alur pembelajaran Allah sebagaimana TEORI METAMORFOSIS.

0 komentar:

 
;