Blue Fire Pointer
Jumat, 05 Februari 2016

GET OFF YOUR PHONE AND YOU'RE GONNA BE BETTER!


GET OFF YOUR PHONE AND YOU'RE GONNA BE BETTER!

Oleh : Mohammad Khadziqun Nuha


.
Sekarang kutanya, saat ini siapa sih yang ngga punya handphone? Dari anak kecil bau kencur hingga nenek-nenek bau tanah, dari tukang gembala bebek hingga pejabat berdasi, dari wong ndeso hingga orang kota, semua pasti punya yang namanya handphone. Kalau sekitar tahun 2000-an handphone merupakan barang tersier, kini merupakan kebutuhan primer yang wajib kudu musti harus dimiliki setiap manusia dimuka bumi ini. Tak hanya satu, terkadang dikantongnya terdapat dua atau tiga gadget sekaligus. Biasanya yang mempunyai lebih dari satu itu sesuai fungsinya. Misal, yang satu khusus untuk telpon atau sms dan handphone yang lain khusus untuk internetan. Atau misal yang satu untuk menghubungi orang-orang umum, yang lain untuk orang-orang private, contohnya gebetan atau selingkuhan (eitsss... Yang ini bukan pengalaman lho. Aku tipikal orang setia. Masalahnya, ada gitu orang setia ngaku? Adaaa...)
.
Hape sekarang juga bermacam-macam. Kalau dulu mempunyai hape yang ada antene-nya kayak walkie talkie-nya security atau mungkin yang handphone buka’an ala merk ternama berinisial LG sudah termasuk barang mewah, sekarang mempunyai smartphone sudah merupakan lifestyle. Harga handphone pun juga beraneka ragam tergantung merk dan type handphone tersebut. Fiturnya pun juga bermacam-macam. Ibarat kata, mau pesen makanan? bisa. Beli mobil? juga bisa. Reunian? bisa diatur. Pengajian? apa lagi. Meeting kantor? gampang. Dengerin radio? bisa kok. Dengerin musik? Makananku tiap hari. Nonton tv? Ada beberapa hape yang mendukung fitur ini. Atau apalah apalah, semua bisa dengan makhluk yang bernama handphone ini.
.
Iya, ini tuh benda yang menyita waktu hampir seluruh manusia saat ini. 89 % dari aktivitas kita bersama handphone ini, atau kugenapkan menjadi 90 % saja lah, akan menyita waktu kita secara sia-sia. SMS, BBM, Facebook, Twitter, Instagram, Line, WhatsApp, selfie, stalking mantan, stalking gebetan atau apalah yang penting membuat kita harus mengecek handphone setiap saat. Iya, setiap saat, setiap menit, setiap detik malah. Rasanya kurang afdol hidup ini kalau belum melihat dan melepas rindu dengan hape kita. Apa hanya aku didunia ini yang merasa seperti itu? Ngga, banyak.
.
Tapi masalahnya seperti ini para pembaca setia tulisan-tulisanku, pernah ngga sih kita pada suatu tempat bersama beberapa orang tapi berasa kita sebagai orang asing ditempat itu? Pernah ngga sih kita sedang asyik ngajak ngobrol orang disekitar kita namun orang tersebut malah pada sibuk dengan handphone-nya? Kalau nemuin orang yang seperti itu berasa pengen ngambil handphonenya, lalu nekan tombol power off dan naruh hape itu ke kantong plastik, kemudian ngebuang handphone itu ke laut buat ngasih makan ikan hiu. Maksudnya, ayolaaah... Ini kasus besar saudara-saudara. Bahkan menurutku lebih besar dari miras, lebih besar dari narkoba. Kennapah?? Iyah, ini lebih bisa membuat ketagihan. Bayangkan, jika semua orang, tua, muda, gendut, kurus, ganteng, agak ganteng, cantik, ngga cantik-cantik amat, semua pokok, pada melakukan ini, mau jadi apa generasi bangsa ini???
.
Lebih parahnya lagi saudara-saudariku seiman dan yang belum mengakuiku saudara, kebanyakan sudah pada kecanduan tingkat akut sehingga tangannya tidak dapat lepas dari handphone. Dari ketika bangun tidur sampek tidur lagi, saat di ruang tamu, di jalan, di sawah, bahkan di dalam toilet itu lho handphone tak mau dilepas, semacam handphone sudah menjadi pegangan hidup (kadang disini aku berasa pengen menelan ludah dalam-dalam dan geleng-geleng kepala). Anyway gaez... Jika kalian melakukan hal tersebut secara terus menerus itu bisa berbahaya. Kennapahh?? Karena benda candu yang bernama handphone ini mengeluarkan pancaran sinar radiasi yang mana sangat berbahaya bagi tubuh (sotoy ngga sih gua? Boleh kalian ngga percaya. Aku juga bukan anak IPA dulu. Toh itu juga hasil googling. But trust me! It works).
.
Apalagi kalau sedang dijalan. Banyak pengendara yang menggunakan handphone ketika berkendara. Okeh, itu baik untuk menjalin silaturahim tapi ya tahu tempat lah. Sudah pernah mengecek data kepolisian tentang berapa jumlah kecelakaan yang disebabkan oleh pengendara yang menggunakan gadget-nya ketika berkendara? Kalau belum, coba deh sekali-kali pergi ke kantor kepolisian agar mata batinmu terbuka anak muda... Kalau terjadi hal-hal yang tak diinginkan siapa yang rugi? Atau kalau emang penting sekali, yaa berhentilah sejenak sembari beristirahat. Jangan sampai mati konyol saja kalau aku bilang... Nasi pecel masih enak lho...
.
Appaaah? Kennapah? Pasti para pembaca ingin pada bilang kalau penulis ini sok-sokan kayak ngga punya handphone saja. Iya? Gituh? Gituh apah? Merasa terjustifikasi dengan argument penulis amatiran ini? Well, memang iya. Aku juga ngga mau munafi’. Ini lho aku juga punya handphone. Nih kesini kalau mau kukasih lihat. Tapi maksudnya, ayolah masbro dan mbak sist... Hidupmu ngga hanya selebar layar handphone-mu. Bukalah matamu dan lihat disekelilingmu juga terdapat dunia yang lebih nyata daripada dunia maya di gadgetmu.
.
Aku juga punya hape. Kadang juga smsan, facebookan, WhatsApp-an, BBM-an juga biar ngga dikira kudet. Tapi aku juga tahu diri. Ibarat kata, aku itu pada level ‪#‎medium‬, sedang yang lain pada level ‪#‎hard‬ core. Pada saat kumpul dengan teman-teman, aku adalah tipikal orang yang suka bingung sendiri mau ngapain karena yang lain pada sibuk dengan handphone. Haha, bercanda deng, kadang aku juga sibuk dengan handphone-ku.
.
Sekali lagi gaez... get off your phone now, everyone and you are no need to be afraid! (opooo kuwiii...). Intinya, bersosialisasilah, berbaurlah dengan sekitar, lihatlah dunia yang nyata dan jangan terus berkutat dengan yang maya. Sekali-kali disaat berkumpul dengan teman, sahabat, saudara, gebetan, pacar, temannya pacar, tetangga atau siapapun coba deh buat kesepakatan untuk menjauhkan segala bentuk gadget. Nikmati kebersamaan dengan orang sekitar dengan sejenak melupakan handphone. Percaya deh, kalian bakalan masih tetap bisa bernafas meski tanpa handphone ditangan.
.
NB:
Mohon maaf bagi yang merasa wajahnya dengan sengaja terpampang nyata di foto tersebut untuk kebutuhan ilustrasi. Makanya, berhati-hatilah dengan paparazi yang satu ini. Jika tidak jeli akan menjadi objek bidikan kamera. Senyum tengil 
smile emotikon

0 komentar:

 
;