Blue Fire Pointer
Kamis, 20 Agustus 2015

TENTANG APA YANG KUSEBUT OSPEK DIKAMPUSKU

TENTANG APA YANG KUSEBUT OSPEK DIKAMPUSKU



Honestly, kusebutkan diawal kalau aku bukanlah panitia ospek. Bukan pula aku menyebutku Maba​. Lalu, siapa aku? Sudahlah lupakan... Ngga penting siapa aku. Hanya saja, aku sedikit geli membaca perbincangan di grup ini antara junior dengan senior, maba (dalam arti, mahasiswa baru) dengan maba (dalam arti, mahasiswa basi. Eh, amit), atau ntahlah kalian mengklasifikasikan diri kalian apa. Dan hanya pula, aku juga sedikit tersentil dengan topik yang sedang happening di grup ini.

Bener, lucu tau ngga sih. Kadang aku bertanya dalam hati, ini acara apa?? Dimana kameranya ya? Bayangkan, yang satu bilang, "kak, kalau ospek itu sekarang jangan gini lho, jangan gini lho. Kak, kalau ospek emangnya kita ngga boleh ini itu yaaa... Ngga ada waktu ibadah ya? Kak, kalau ospek itu sudah ndak boleh bully menurut anjuran pemerintah lho. Kak, piranti ospek gini-gini amat, emang masih musim yang kayak gini?. Kak, aku ngga mau ikut ospek ah, takut."

Yaaa Allaaah... Hei... Maksudnya.... Aduuuuh... Helooo... Kamu udah pernah ikut ospek sebelumnya kok bisa ngomong begitu, dik? Atau katanya? Iya katanya? Maksudnya, yaudahlah. Dijalanin aja prosesnya. Masalah apa yang terjadi nantinya. Dinikmati saja. Klise tau ngga sih, setiap tahun juga seperti ini. Kalau ngga mau ikut ospek? Yasudah, ngga usah ikut. Titik. Kalau kata Bapak Negara nomor 4 bangsa ini, gitu saja kok repot. 

Namun hanya saja. KALAU, ntar kamu bilang ospek itu sistemnya ngga bener. Bagaimana kamu bisa ngerubah kalau kamu bukan bagian dari sistem? Gampangnya, ospek saja ngga pernah ikut, bagaimana mau ngerubah sistem ospek? Tau apa kamu soal ospek? Apa yang akan kamu  rubah? Sudahlah anak muda, ikuti dulu rangkaiannya. Masalah, ntar kurang suka, nah giliranmu pada tahun-tahun selanjutnya untuk menjadi panitia ospek dan permaklah ospek sesuai ekspektasimu sendiri menjadi yang kau sebut OSPEK YANG IDEAL. Bukannya berani berkoar-koar disosmed, namun nonsense di dunia nyata.

Baik, itu disatu pihak. Di pihak lain juga sama, pada membuat pembenaran tentang apa yang akan dilakukan dalam komentar-komentarnya digrup ini. Ospek itu perlu. Untuk merubah mindset siswa SMA (dan sederajat, tentunya. Nanti dikira diskriminasi) menjadi mahasiswa. Iya, maha. Tentunya berbeda antara yang bertitle maha dan tidak. Mereka pada berkomentar, "Panitia itu selalu benar. Kalau panitia berbuat kesalahan, liat pasal sebelumnya. Maba sekarang ituh manja-manja yaa... Ini saja ditanyain itu saja ditanyain, pertanyaannya ngga mutu pula. Maba itu banyak ngeluh yaa... Maba itu ngga mau repot yaa, padahal sudah jelas pengumumannya. Maba itu..."

Hei... Sudahlah kawan. Kayak ngga pernah menjadi maba saja. Maklum, wajar, umum kalau maba seperti itu. Nah, tugas kalian untuk (yang katanya) merubah mindset mereka menjadi lebih "tertata" menurut kalian. Namun satu hal pesanku, luruskan niat kalian menjadi panitia ospek. Kuharap tidak seperti yang diharapkan para maba. Menjadi panitia ospek hanya untuk ajang balas dendam karena dahulu pernah diperlakukan seperti itu oleh senior kalian.

Terlepas dari polemik yang terjadi seputar ospek, aku bersyukur sekitar enam tahun yang lalu mengikuti ospek dan membuatku ngga menyesal mengikutinya. Satu point positif yang kudapat ketika mengikuti ospek adalah pengalaman dan perkenalanku dengan teman-temanku satu kelompok (eh, itu dua point deng). Silaturahim kami masih terjalin hingga detik ini. Ada yang bilang, selain teman kelas kuliah, teman PPL dan KKN, teman ospek lah yang paling berkesan.

Nah, untuk itu, sebagai danton kelompok religious, aku mau mengabsen teman-temanku ospek dulu. Fauzi Ahmad​ sudah membawa bambu kuning? Resty Safrina Bachtyar​ ngga lupa pakai batik kan? Rifatul Aini​ sudah siap makan pisang diputar bergantian dengan temannya? At Toif Ifan​ sudah hafal lagu darah juang kah? Pepen Bebeh​ ngga lupa bawa mesin ketik kelurahan kan? Fahmi Zulfahmi​ siap iuran mbayar tumpeng kan? Yel-yel pring preketek gunung gamping jebol diteriakkan yang keras dong Ridwan Wahyu​. Mbak Farida Ulum​ sudah ngerjain tugas dari panitia apa belum? Filora Aulia​ jangan lupa memakai capil petani yaaa. Didik Bongoh​ mau jadi komandan tikus berdasi? Risma Alifa​ siap dipepe seharian lagi? Nanti kalau diskusi panel, kita yang makilin ya  Mbak Ois​?Marilah kita refleksikan Mbah Imam​. Dan tak lupa kupanggil IP-ku ketika ospek dulu, mbak Hasanah ElFitri​. Ada ngga sih yang belum kuabsen? Coba angkat tangan!

0 komentar:

 
;