NUZULUL
QUR’AN YA? SUDAH BERAPA JUZ TADARUSNYA?
Oleh : Mohammad
Khadziqun Nuha
Hari ini merupakan hari yang sangat bersejarah bagi perjalanan kitab suci umat
Islam yakni Al Qur’an yang terjadi sekitar lebih dari 14 abad silam. Pada malam
itu turunlah kitab suci umat Islam sebagai penyempurna dan penutup dari
kitab-kitab sebelumnya. Al Qur’an turun ke bumi melalui perantara malaikat
jibril kepada pemimpin umat, pemberi syafa’at dihari kiamat yakni Nabi Agung
Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam. Kitab suci ini diturunkan dari Lauhul
Mahfuzh di langit ketujuh, ke Baitul Izzah di langit
dunia. Ya! Semua pasti tahu kalau Nuzulul Qur’an diperingati pada tanggal
17 Ramadhan setiap tahunnya dan itu hari ini.
Surat yang pertama diturunkan adalah surat Al Alaq ayat 1-5. Ketika
wahyu pertama diturunkan, kala itu Nabi Muhammad sedang dalam keadaan tahannuts
atau menyendiri di gua hira’. Yang menarik disini adalah ayat yang
pertama turun berbunyi “iqra!” atau “bacalah!”. Sedangkan Nabi Muhammad
adalah seorang yang ummi. Seorang yang tak bisa membaca atau
menulis diminta membaca? Ini menarik untuk dikaji. Ada beberapa ahli tafsir
yang mengartikan ayat ini secara harfiah yang bermakna membaca
tulisan. Sedangkan beberapa yang lain mengartikan secara istilah bahwa
Nabi diminta untuk membaca situasi , yakni situasi keadaan
kota Makkah dan sekitarnya baik dalam segi keadaan alam maupun keadaan
masyarakat.
Jika
dihubungkan dengan dunia pendidikan, perintah membaca ini sangat kental
akan spirit iqra' dalam dunia literasi. Dengan membaca berarti
kita telah membuka mata kita untuk pintu kejayaan peradaban. Tentunya sangat
tidak diharapkan manakala peristiwa kejayaan Islam pada Dinasti Abbassiyah
yang melahirkan banyak filusuf, ilmuwan, perpustakaan, kitab dan masterpiece
Islam lain sehingga menjadi kekuatan yang luar biasa di ranah ilmu pengetahuan
Islam yang kemudian hancur seketika hanya karena penyerangan bangsa Mongol
setelah meluluhlantakkan negeri Baghdad dan meratakan dengan tanah semua
perpustakaan serta membakar semua buku dan membuangnya ke sungat Tigris
hingga konon setinggi Masjid Agung Baghdad ini terulang hanya karena
kurang kepedulian dari para generasi mudanya akan pentingnya membaca. TERLEBIH,
YANG KITA BACA ADALAH KITAB SUCI AL QUR'AN. GUDANG DARI SEGALA ILMU.
Saudaraku!
Lalu bagaimanakah kalian memperingati peristiwa Nuzulul Qur'an? Apakah dengan
mengadakan festival nasyid, pentas seni, qosidah atau bahkan pesta makan-makan?
Apakah kalian merasa ingin tahu apa yang dilakukan oleh Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam untuk memperingati hari bersejarah ini?
Marilah kita
simak penuturan sahabat Abdullah bin Abbas radhiallahu ‘anhu mengenai
apa yang beliau lakukan untuk memperingatinya.
كَانَ جِبْرِيلُ يَلْقَاهُ فِى كُلِّ لَيْلَةٍ مِنْ رَمَضَانَ
، فَيُدَارِسُهُ الْقُرْآنَ . رواه البخاري
“Dahulu
Malaikat Jibril senantiasa menjumpai Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
pada setiap malam Ramadhan, dan selanjutnya ia membaca Al Qur’an bersamanya.” (Riwayat
Al Bukhari)
Ternyata itu
belum cukup bagi Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam,
beliau masih merasa perlu untuk membaca Al Qur’an dalam sholatnya. Apakah
kalian ingin tahu, seberapa banyak dan seberapa lama beliau membaca Al Qur’an
dalam sholatnya?
Marilah kita
simak penuturan sahabat Huzaifah radhiallahu ‘anhu mengenai
pengalaman beliau sholat tarawih bersama Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam.
“Pada suatu
malam di bulan Ramadhan, aku shalat bersama Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam di dalam bilik yang terbuat dari pelepah kurma. Beliau memulai shalatnya
dengan membaca takbir, selanjutnya beliau membaca doa:
الله أكبر ذُو الجَبَرُوت وَالْمَلَكُوتِ ، وَذُو
الكِبْرِيَاءِ وَالْعَظَمَةِ
Selanjutnya
beliau mulai membaca surat Al Baqarah, sayapun mengira bahwa beliau akan
berhenti pada ayat ke-100, ternyata beliau terus membaca. Sayapun kembali
mengira: beliau akan berhenti pada ayat ke-200, ternyata beliau terus membaca
hingga akhir Al Baqarah, dan terus menyambungnya dengan surat Ali Imran hingga
akhir. Kemudian beliau menyambungnya lagi dengan surat An Nisa’ hingga akhir
surat. Setiap kali beliau melewati ayat yang mengandung hal-hal yang
menakutkan, beliau berhenti sejenak untuk berdoa memohon perlindungan. …. Sejak
usai dari shalat Isya’ pada awal malam hingga akhir malam, di saat Bilal
memberi tahu beliau bahwa waktu shalat subuh telah tiba beliau hanya shalat
empat rakaat.” (Riwayat Ahmad, dan Al Hakim)
Saudaraku! Lalu bagaimana dengan para ulama? Imam As Syafi’i pada setiap bulan
ramadhan selalu mengkhatamkan Al Qur’an sebanyak enam puluh kali.Apakah kalian
merasa sebagai pengikut Imam As Syafi’i? Inilah teladan beliau, bukan justru
dengan mengadakan pentas seni, pesta makan, akan tetapi seluruh waktu beliau
diisi dengan membaca dan mentadaburi Al Qur’an. Al Aswab An Nakha’i
setiap dua malam mengkhatamkan Al Qur’an. Qatadah As Sadusi, memiliki
kebiasaan setiap tujuh hari mengkhatamkan Al Qur’an sekali. Akan tetapi jika
Ramadhan telah tiba, beliau mengkhatamkannya setiap tiga malam sekali. Dan bila
telah masuk sepuluh hari terakhir dari bulan Ramadhan, beliau senantiasa
mengkhatamkannya setiap malam sekali.
Saudaraku!
Bagaimana dengan kita? Sudahkah kita mengaji dan mengkaji Al Qur'an selama
Ramadhan ini? Sudah berapa juz tadarusnya? Mengetahui fakta
ini aku sendiri malu. Semacam menohok diriku sendiri. Nyatanya aku sangat jauh
dari ekspektasiku diawal bulan suci lalu. JUJUR, AKU SENDIRI MASIH JUZ
TIGA. WHAT??? Lalu kemana saja aku selama 17 hari ini? Sudahlah,
aku tidak mau mengkambing hitamkan seabreg kegiatanku. Hanya mencari alibi
untuk membenarkan kesibukanku. Disini aku ingin introspeksi diri.
Belum
terlambat untuk mengatur siasat agar target mengkhatamkan Al Qur'an di Ramadhan
tahun ini terealisasi tepat pada waktunya. Memang idealnya kita membaca sehari
satu juz. Ini yang seharusnya diperjuangkan dengan cara mencicil sedikit demi
sedikit. Dahulu, sempat aku peroleh pesan dari whatsapp-ku yang
memiliki nomor 085608075002 (Eciee sayaaaa... Promosi nih yeee...) berupa
kiat untuk mengkhatamkan Al Qur'an dengan cara membaca 4 halaman setiap setelah
sholat fardhu lima waktu. Jika dikalkulasikan, target sekali mengkhatamkan Al
Qur'an dalam sebulan akan terlaksana. Jika ingin lebih, tinggal ditambah jumlah
halamannya.
Namun, apa
kenyataannya? Konsistensi bukanlah hal yang mudah untuk dijalani.
Berteori dan beretorika itu memang sangat mudah, namun eksekusinya belum tentu
semudah angan kita. Ada saja alasan untuk menunda membaca the way of
life umat Islam ini. Sebenarnya jika diperjuangkan benar, khatam
selama sebulan itu tidak lah sulit. Syaratnya hanya tiga, istiqomah,
istiqomah dan istiqomah. Bismillah, semoga dibeberapa
waktu tersisa ini aku dapat memenuhi targetku.
Saudaraku!
Bagaimana denganmu? Sudah berapa juz tadarusnya?
17 Ramadhan 2015
0 komentar:
Posting Komentar