Blue Fire Pointer
Sabtu, 04 Juli 2015

NUZULUL QUR’AN YA? SUDAH BERAPA JUZ TADARUSNYA?

NUZULUL QUR’AN YA? SUDAH BERAPA JUZ TADARUSNYA?
Oleh : Mohammad Khadziqun Nuha


Hari ini merupakan hari yang sangat bersejarah bagi perjalanan kitab suci umat Islam yakni Al Qur’an yang terjadi sekitar lebih dari 14 abad silam. Pada malam itu turunlah kitab suci umat Islam sebagai penyempurna dan penutup dari kitab-kitab sebelumnya. Al Qur’an turun ke bumi melalui perantara malaikat jibril kepada pemimpin umat, pemberi syafa’at dihari kiamat yakni Nabi Agung Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam. Kitab suci ini diturunkan dari Lauhul Mahfuzh di langit ketujuh, ke Baitul Izzah di langit dunia. Ya! Semua pasti tahu kalau Nuzulul Qur’an diperingati pada tanggal 17 Ramadhan setiap tahunnya dan itu hari ini.

Surat yang pertama diturunkan adalah surat Al Alaq ayat 1-5. Ketika wahyu pertama diturunkan, kala itu Nabi Muhammad sedang dalam keadaan tahannuts atau menyendiri di gua hira’. Yang menarik disini adalah ayat yang pertama turun berbunyi “iqra!” atau “bacalah!”. Sedangkan Nabi Muhammad adalah seorang yang ummi. Seorang yang tak bisa membaca atau menulis diminta membaca? Ini menarik untuk dikaji. Ada beberapa ahli tafsir yang mengartikan ayat ini secara harfiah yang bermakna membaca tulisan. Sedangkan beberapa yang lain mengartikan secara istilah bahwa Nabi diminta untuk membaca situasi , yakni situasi keadaan kota Makkah dan sekitarnya baik dalam segi keadaan alam maupun keadaan masyarakat.


Jika dihubungkan dengan dunia pendidikan, perintah membaca ini sangat kental akan spirit iqra' dalam dunia literasi. Dengan membaca berarti kita telah membuka mata kita untuk pintu kejayaan peradaban. Tentunya sangat tidak diharapkan manakala peristiwa kejayaan Islam pada Dinasti Abbassiyah yang melahirkan banyak filusuf, ilmuwan, perpustakaan, kitab dan masterpiece Islam lain sehingga menjadi kekuatan yang luar biasa di ranah ilmu pengetahuan Islam yang kemudian hancur seketika hanya karena penyerangan bangsa Mongol setelah meluluhlantakkan negeri Baghdad dan meratakan dengan tanah semua perpustakaan serta membakar semua buku dan membuangnya ke sungat Tigris hingga konon setinggi Masjid Agung Baghdad ini terulang hanya karena kurang kepedulian dari para generasi mudanya akan pentingnya membaca. TERLEBIH, YANG KITA BACA ADALAH KITAB SUCI AL QUR'AN. GUDANG DARI SEGALA ILMU.

Saudaraku! Lalu bagaimanakah kalian memperingati peristiwa Nuzulul Qur'an? Apakah dengan mengadakan festival nasyid, pentas seni, qosidah atau bahkan pesta makan-makan? Apakah kalian merasa ingin tahu apa yang dilakukan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam untuk memperingati hari bersejarah ini?

Marilah kita simak penuturan sahabat Abdullah bin Abbas radhiallahu ‘anhu mengenai apa yang beliau lakukan untuk memperingatinya.
كَانَ جِبْرِيلُ يَلْقَاهُ فِى كُلِّ لَيْلَةٍ مِنْ رَمَضَانَ ، فَيُدَارِسُهُ الْقُرْآنَ . رواه البخاري
“Dahulu Malaikat Jibril senantiasa menjumpai Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pada setiap malam Ramadhan, dan selanjutnya ia membaca Al Qur’an bersamanya.” (Riwayat Al Bukhari)


Ternyata itu belum cukup bagi Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau masih merasa perlu untuk membaca Al Qur’an dalam sholatnya. Apakah kalian ingin tahu, seberapa banyak dan seberapa lama beliau membaca Al Qur’an dalam sholatnya?
Marilah kita simak penuturan sahabat Huzaifah radhiallahu ‘anhu  mengenai pengalaman beliau sholat tarawih bersama Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.

“Pada suatu malam di bulan Ramadhan, aku shalat bersama Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam di dalam bilik yang terbuat dari pelepah kurma. Beliau memulai shalatnya dengan membaca takbir, selanjutnya beliau membaca doa:
الله أكبر ذُو الجَبَرُوت وَالْمَلَكُوتِ ، وَذُو الكِبْرِيَاءِ وَالْعَظَمَةِ
Selanjutnya beliau mulai membaca surat Al Baqarah, sayapun mengira bahwa beliau akan berhenti pada ayat ke-100, ternyata beliau terus membaca. Sayapun kembali mengira: beliau akan berhenti pada ayat ke-200, ternyata beliau terus membaca hingga akhir Al Baqarah, dan terus menyambungnya dengan surat Ali Imran hingga akhir. Kemudian beliau menyambungnya lagi dengan surat An Nisa’ hingga akhir surat. Setiap kali beliau melewati ayat yang mengandung hal-hal yang menakutkan, beliau berhenti sejenak untuk berdoa memohon perlindungan. …. Sejak usai dari shalat Isya’ pada awal malam hingga akhir malam, di saat Bilal memberi tahu beliau bahwa waktu shalat subuh telah tiba beliau hanya shalat empat rakaat.” (Riwayat Ahmad, dan Al Hakim)


Saudaraku! Lalu bagaimana dengan para ulama? Imam As Syafi’i pada setiap bulan ramadhan selalu mengkhatamkan Al Qur’an sebanyak enam puluh kali.Apakah kalian merasa sebagai pengikut Imam As Syafi’i? Inilah teladan beliau, bukan justru dengan mengadakan pentas seni, pesta makan, akan tetapi seluruh waktu beliau diisi dengan membaca dan mentadaburi Al Qur’an. Al Aswab An Nakha’i setiap dua malam mengkhatamkan Al Qur’an. Qatadah As Sadusi, memiliki kebiasaan setiap tujuh hari mengkhatamkan Al Qur’an sekali. Akan tetapi jika Ramadhan telah tiba, beliau mengkhatamkannya setiap tiga malam sekali. Dan bila telah masuk sepuluh hari terakhir dari bulan Ramadhan, beliau senantiasa mengkhatamkannya setiap malam sekali.



Saudaraku! Bagaimana dengan kita? Sudahkah kita mengaji dan mengkaji Al Qur'an selama Ramadhan ini?  Sudah berapa juz tadarusnya? Mengetahui fakta ini aku sendiri malu. Semacam menohok diriku sendiri. Nyatanya aku sangat jauh dari ekspektasiku diawal bulan suci lalu. JUJUR, AKU SENDIRI MASIH JUZ TIGA. WHAT??? Lalu kemana saja aku selama 17 hari ini?  Sudahlah, aku tidak mau mengkambing hitamkan seabreg kegiatanku. Hanya mencari alibi untuk membenarkan kesibukanku. Disini aku ingin introspeksi diri.

Belum terlambat untuk mengatur siasat agar target mengkhatamkan Al Qur'an di Ramadhan tahun ini terealisasi tepat pada waktunya. Memang idealnya kita membaca sehari satu juz. Ini yang seharusnya diperjuangkan dengan cara mencicil sedikit demi sedikit. Dahulu, sempat aku peroleh pesan dari whatsapp-ku yang memiliki nomor 085608075002 (Eciee sayaaaa... Promosi nih yeee...) berupa kiat untuk mengkhatamkan Al Qur'an dengan cara membaca 4 halaman setiap setelah sholat fardhu lima waktu. Jika dikalkulasikan, target sekali mengkhatamkan Al Qur'an dalam sebulan akan terlaksana. Jika ingin lebih, tinggal ditambah jumlah halamannya. 

Namun, apa kenyataannya? Konsistensi bukanlah hal yang mudah untuk dijalani. Berteori dan beretorika itu memang sangat mudah, namun eksekusinya belum tentu semudah angan kita. Ada saja alasan untuk menunda membaca the way of life umat Islam ini. Sebenarnya jika diperjuangkan benar, khatam selama sebulan itu tidak lah sulit. Syaratnya hanya tiga, istiqomah, istiqomah dan istiqomah. Bismillah, semoga dibeberapa waktu tersisa ini aku dapat memenuhi targetku.


Saudaraku! Bagaimana denganmu? Sudah berapa juz tadarusnya?

#mkn
17 Ramadhan 2015

0 komentar:

 
;