Blue Fire Pointer
Kamis, 16 Juli 2015

YANG PALING DIRINDUKAN DARI RAMADHAN ITU...

YANG PALING DIRINDUKAN DARI RAMADHAN ITU...
Oleh : Mohammad Khadziqun Nuha



Ramadhan sudah diujung nadir. Tidak terasa memang, seakan baru kemarin kita mengerjakan sholat tarawih pertama kali, nanti malam insya allah kita akan mengumandangkan takbir ke seluruh penjuru dunia. Gegap gempita, suka cinta, sorak sorai pasti akan kita jumpai menuju hari kemenangan nan fitri. Namun pernahkah kita berfikir sejenak bahwa kita akan meninggalkan bulan yang sungguh mulia, bulan yang didalamnya terdapat malam yang nilai ibadahnya melebihi seribu bulan, bulan diturunkannya kitab suci agama islam, bulan yang... Wah, mungkin berlembar-lembar halaman kubutuhkan untuk menggambarkan bulan suci umat Islam ini. Disadari atau tidak, banyak hal yang akan dirindukan dari Ramadhan tersebut. Berikut ini akan kujabarkan beberapa berdasarkan hasil pengamatanku:

Pertama, masjid dan tempat sholat lain yang ramai. Ini bukan bentuk pesimisku, namun berkaca dari pengalaman yang sudah ada, selepas Ramadhan maka tempat-tempat itu akan sepi pada waktunya. Ketika Ramadhan tiba, terlebih pada awal  Ramadhan, semua akan berbondong-bondong memakmurkan masjid dengan sholat wajib dan  sholat tarawih secara berjamaah di Masjid. Pahala yang luar biasa lah yang mereka (termasuk aku) harapkan. Jika bulan Ramadhan telah usai, masih banyak kah yang mengunjungi tempat ibadah itu?

Kedua, qiyamul lail adalah hal yang wajar ketika bulan Ramadhan. Saat telah usai, nampaknya bantal dan guling lebih menarik ditemani daripada sajadah itu. Ingin membuka mata barang semalam saja nampaknya membutuhkan usaha ekstra. Terlebih dicuaca yang ekstrim dinginnya, nampaknya berbaring dibawah selimut lebih nyaman daripada mengambil air wudhu. Sungguh hati ini sangat susah jika diajak dalam kebaikan. Jika surga dan neraka tak pernah ada, masih semangatkah kita beribadah kepada-Nya?

Ketiga, suara adzan maghrib menjadi suara yang sangat dinantikan bagi semua umat muslim. Coba kalau dihari-hari biasa di luar Ramadhan, mendengar adzan maghrib adalah suatu hal yang sangat biasa yang bahkan kita abaikan. Kalau saat Ramadhan, adzan maghrib tak hanya sebagai penanda waktu sholat tiba, tetapi juga sebagai penanda kita telah diperkenankan menyantap hidangan berbuka. Namun diluar Ramadhan, mungkin sebagian dari kita bahkan untuk sholat saja masih menunda-nunda setelah adzan berkumandang.

Keempat, tidur adalah suatu bentuk ibadah. Inilah bulan yang luar biasa yang mana orang tidur saja sudah dianggap sebagai bentuk ibadah. Dalam arti, kita lebih baik tidur daripada berbuat maksiat, berkata kotor, menyakiti hati orang lain, serta melakukan hal tercela lainnya. Namun kalau tidur saja sudah disebut ibadah, kurang bijak juga kalau kita tidur secara terus menerus. Alangkah lebih baiknya jika diisi dengan bekerja atau ibadah lain yang lebih baik. Namun ya! Inilah satu-satunya bulan yang berharga bagi “si tukang tidur”. Bagaimana dengan bulan lain? Tentunya kita tidak akan menemui fadhilah tidur yang luar biasa dihari-hari selain Ramadhan.

Kelima, suara ronda dimana-mana. Ketika Ramadhan tiba, saat malam hari akan sangat wajar kita jumpai suara anak-anak yang melakukan ronda. Kalau pada hari-hari biasa orang akan melempar batu atau menyiram air bagi siapapun yang membunyikan suara sound system atau bunyi-bunyian lain dari alat musik, dibulan Ramadhan jasa mereka akan selalu dinantikan semua orang. Meski kini terdapat jasa membangunkan sahur lewat SMS, telpon, WA, BBM atau alarm. Namun diakui atau tidak, ronda merupakan jasa membangunkan orang untuk sahur yang tidak akan pernah tergantikan.

Keenam, sarapan yang terlalu pagi. Ya! Benar. Sahur merupakan salah satu sunnah bagi orang yang sedang melaksanakan ibadah puasa. Sebenarnya tidak apa-apa manakala kita tidak melakukan sahur, namun sudah hampir dipastikan keesokan harinya kita akan lemas ketika menjalani puasa dan tentunya pahala sahur tidak akan kita dapatkan. Sahur merupakan bekal kita untuk menjalankan ibadah selama seharian besoknya.

Ketujuh, suara “imsyak...” hanya kita jumpai pada bulan Ramadhan. Biasanya suara itu dikumandangkan dengan pengeras suara tempat ibadah. Ya, imsyak merupakan pertanda kita diharapkan segera menyudahi makan sahur kita karena puasa hari itu akan segera dimulai. Setelah Ramadhan telah usai, tidak akan kita jumpai suara “imsyak...” tersebut.

Kedelapan, program-program TV bergenre keagamaan. Seperti jamur dimusim penghujan, akan kita jumpai segudang program TV yang menyuguhkan program islami. Taruhlah ajang pencarian da’i, pencarian hafidz, program saat sahur, program menjelang berbuka, sinetron islami, kultum menjelang berbuka dan berbagai program-program lain yang sering kita jumpai disaat bulan nan suci. Beberapa channel televisi berlomba-lomba menarik perhatian pemirsa.

Kesembilan, iklan produk yang khas. Ketika Ramadhan tiba, biasanya diikuti dengan iklan TV yang khas. Taruhlah salah satu produk sirup ternama di negeri ini yang biasanya iklannya bersambung. Itu wajar, karena kita disunnahkan untuk berbuka dengan yang manis. Ada pula obat magh yang biasa menghiasi iklan ketika Ramadhan. Lhoh, memangnya Ramadhan justru membuat sakit? Ah... Tidak usah su'udzon, yaa mungkin untuk jaga-jaga bagi yang mengidap magh. Intinya, banyak iklan yang identik dengan datangnya Ramadhan yang mungkin hanya kita temui ketika Ramadhan saja.

Kesepuluh, membaca Al Qur'an dengan semangat. Seperti kita ketahui, Ramadhan merupakan bulan dimana diturunkannya kitab suci umat Islam. Semangat nuzulul qur'an serta pahala yang ditawarkan ketika membaca Al Qur'an akan membuat semua umat muslim kian semangat untuk membacanya. Kita biasa menyebutnya dengan tadarus yang biasa dilaksanakan di Masjid, Musholla, atau di rumah masing-masing. Namun, Ramadhan tahun ini, tadarus-ku diluar harapan, berbeda jauh dengan Ramadhan-Ramadhan sebelumnya. Semoga Ramadhan tahun depan aku dapat memperbaikinya. Aamiin...

Kesebelas, ini khusus diperuntukkan kepadaku pada Ramadhan tahun ini, yakni dapat menulis satu hari at least satu karya bertajuk "berbagi hikmah dibulan yang pernuh berkah". Aku memang memiliki hasrat pada awal Ramadhan untuk membuat tulisan setiap harinya di bulan Ramadhan tahun ini. Jika hari ini memang telah berakhir bulan puasanya, berarti ekspektasiku telah berhasil. Sejauh ini, 29 karya telah kuciptakan dalam satu bulan ini. Alhamdulillah. Pertanyaannya, bisakah ini kulanjutkan dihari-hari berikutnya diluar Ramadhan? Wallahu a'lam.

Selamat tinggal Ramadhan... Aku akan merindukan hari-hari di bulan nan suci ini. Semoga Ramadhan tahun ini dapat meningkatkan kualitas iman kita serta semoga kita semua masih diperkenankan untuk berjumpa dan beribadah di Ramadhan-Ramadhan selanjutnya. Aamiin Yaa Kariim...

#mkn

29 Ramadhan 2015

0 komentar:

 
;