YANG PALING DIRINDUKAN DARI RAMADHAN
ITU...
Oleh : Mohammad
Khadziqun Nuha
Ramadhan sudah diujung nadir.
Tidak terasa memang, seakan baru kemarin kita mengerjakan sholat tarawih
pertama kali, nanti malam insya allah kita akan mengumandangkan takbir ke seluruh
penjuru dunia. Gegap gempita, suka cinta, sorak sorai pasti akan kita jumpai
menuju hari kemenangan nan fitri. Namun pernahkah kita berfikir sejenak bahwa
kita akan meninggalkan bulan yang sungguh mulia, bulan yang didalamnya terdapat
malam yang nilai ibadahnya melebihi seribu bulan, bulan diturunkannya kitab
suci agama islam, bulan yang... Wah, mungkin berlembar-lembar halaman kubutuhkan untuk
menggambarkan bulan suci umat Islam ini. Disadari atau tidak, banyak hal yang
akan dirindukan dari Ramadhan tersebut. Berikut ini akan kujabarkan beberapa
berdasarkan hasil pengamatanku:
Pertama, masjid dan
tempat sholat lain yang ramai. Ini bukan bentuk pesimisku, namun berkaca dari
pengalaman yang sudah ada, selepas Ramadhan maka tempat-tempat itu akan sepi pada waktunya. Ketika Ramadhan tiba, terlebih
pada awal Ramadhan, semua akan
berbondong-bondong memakmurkan masjid dengan sholat wajib dan sholat tarawih secara berjamaah di Masjid.
Pahala yang luar biasa lah yang mereka (termasuk aku) harapkan. Jika bulan
Ramadhan telah usai, masih banyak kah yang mengunjungi tempat ibadah itu?
Kedua, qiyamul lail
adalah hal yang wajar ketika bulan Ramadhan. Saat telah usai, nampaknya bantal
dan guling lebih menarik ditemani daripada sajadah itu. Ingin membuka mata
barang semalam saja nampaknya membutuhkan usaha ekstra. Terlebih dicuaca yang ekstrim
dinginnya, nampaknya berbaring dibawah selimut lebih nyaman daripada mengambil
air wudhu. Sungguh hati ini sangat susah jika diajak dalam kebaikan. Jika surga dan neraka tak pernah ada, masih semangatkah kita beribadah kepada-Nya?
Ketiga, suara adzan
maghrib menjadi suara yang sangat dinantikan bagi semua umat muslim. Coba kalau
dihari-hari biasa di luar Ramadhan, mendengar adzan maghrib adalah suatu hal
yang sangat biasa yang bahkan kita abaikan. Kalau saat Ramadhan, adzan maghrib
tak hanya sebagai penanda waktu sholat tiba, tetapi juga sebagai penanda kita
telah diperkenankan menyantap hidangan berbuka. Namun diluar Ramadhan, mungkin sebagian dari kita bahkan untuk sholat saja masih menunda-nunda setelah adzan berkumandang.
Keempat, tidur adalah
suatu bentuk ibadah. Inilah bulan yang luar biasa yang mana orang tidur saja
sudah dianggap sebagai bentuk ibadah. Dalam arti, kita lebih baik tidur
daripada berbuat maksiat, berkata kotor, menyakiti hati orang lain, serta
melakukan hal tercela lainnya. Namun kalau tidur saja sudah disebut ibadah, kurang bijak juga kalau kita tidur secara terus menerus. Alangkah lebih baiknya
jika diisi dengan bekerja atau ibadah lain yang lebih baik. Namun ya! Inilah
satu-satunya bulan yang berharga bagi “si tukang tidur”. Bagaimana dengan bulan
lain? Tentunya kita tidak akan menemui fadhilah tidur yang luar biasa
dihari-hari selain Ramadhan.
Kelima, suara ronda
dimana-mana. Ketika Ramadhan tiba, saat malam hari akan sangat wajar kita
jumpai suara anak-anak yang melakukan ronda. Kalau pada hari-hari biasa orang
akan melempar batu atau menyiram air bagi siapapun yang membunyikan suara sound
system atau bunyi-bunyian lain dari alat musik, dibulan Ramadhan jasa
mereka akan selalu dinantikan semua orang. Meski kini terdapat jasa
membangunkan sahur lewat SMS, telpon, WA, BBM atau alarm. Namun diakui atau
tidak, ronda merupakan jasa membangunkan orang untuk sahur yang tidak akan
pernah tergantikan.
Keenam, sarapan yang
terlalu pagi. Ya! Benar. Sahur merupakan salah satu sunnah bagi orang yang
sedang melaksanakan ibadah puasa. Sebenarnya tidak apa-apa manakala kita tidak
melakukan sahur, namun sudah hampir dipastikan keesokan harinya kita akan lemas
ketika menjalani puasa dan tentunya pahala sahur tidak akan kita dapatkan.
Sahur merupakan bekal kita untuk menjalankan ibadah selama seharian besoknya.
Ketujuh, suara “imsyak...”
hanya kita jumpai pada bulan Ramadhan. Biasanya suara itu dikumandangkan dengan pengeras suara tempat ibadah. Ya, imsyak merupakan pertanda kita diharapkan
segera menyudahi makan sahur kita karena puasa hari itu akan segera dimulai.
Setelah Ramadhan telah usai, tidak akan kita jumpai suara “imsyak...” tersebut.
Kedelapan, program-program
TV bergenre keagamaan. Seperti jamur dimusim penghujan, akan kita jumpai
segudang program TV yang menyuguhkan program islami. Taruhlah ajang pencarian
da’i, pencarian hafidz, program saat sahur, program menjelang berbuka, sinetron
islami, kultum menjelang berbuka dan berbagai program-program lain yang sering
kita jumpai disaat bulan nan suci. Beberapa channel televisi berlomba-lomba menarik perhatian pemirsa.
Kesembilan, iklan produk yang khas. Ketika Ramadhan tiba, biasanya diikuti dengan iklan TV yang khas. Taruhlah salah satu produk sirup ternama di negeri ini yang biasanya iklannya bersambung. Itu wajar, karena kita disunnahkan untuk berbuka dengan yang manis. Ada pula obat magh yang biasa menghiasi iklan ketika Ramadhan. Lhoh, memangnya Ramadhan justru membuat sakit? Ah... Tidak usah su'udzon, yaa mungkin untuk jaga-jaga bagi yang mengidap magh. Intinya, banyak iklan yang identik dengan datangnya Ramadhan yang mungkin hanya kita temui ketika Ramadhan saja.
Kesepuluh, membaca Al Qur'an dengan semangat. Seperti kita ketahui, Ramadhan merupakan bulan dimana diturunkannya kitab suci umat Islam. Semangat nuzulul qur'an serta pahala yang ditawarkan ketika membaca Al Qur'an akan membuat semua umat muslim kian semangat untuk membacanya. Kita biasa menyebutnya dengan tadarus yang biasa dilaksanakan di Masjid, Musholla, atau di rumah masing-masing. Namun, Ramadhan tahun ini, tadarus-ku diluar harapan, berbeda jauh dengan Ramadhan-Ramadhan sebelumnya. Semoga Ramadhan tahun depan aku dapat memperbaikinya. Aamiin...
Kesebelas, ini khusus diperuntukkan kepadaku pada Ramadhan tahun ini, yakni dapat menulis satu hari at least satu karya bertajuk "berbagi hikmah dibulan yang pernuh berkah". Aku memang memiliki hasrat pada awal Ramadhan untuk membuat tulisan setiap harinya di bulan Ramadhan tahun ini. Jika hari ini memang telah berakhir bulan puasanya, berarti ekspektasiku telah berhasil. Sejauh ini, 29 karya telah kuciptakan dalam satu bulan ini. Alhamdulillah. Pertanyaannya, bisakah ini kulanjutkan dihari-hari berikutnya diluar Ramadhan? Wallahu a'lam.
Kesebelas, ini khusus diperuntukkan kepadaku pada Ramadhan tahun ini, yakni dapat menulis satu hari at least satu karya bertajuk "berbagi hikmah dibulan yang pernuh berkah". Aku memang memiliki hasrat pada awal Ramadhan untuk membuat tulisan setiap harinya di bulan Ramadhan tahun ini. Jika hari ini memang telah berakhir bulan puasanya, berarti ekspektasiku telah berhasil. Sejauh ini, 29 karya telah kuciptakan dalam satu bulan ini. Alhamdulillah. Pertanyaannya, bisakah ini kulanjutkan dihari-hari berikutnya diluar Ramadhan? Wallahu a'lam.
Selamat tinggal Ramadhan... Aku akan merindukan hari-hari di bulan nan suci ini. Semoga Ramadhan tahun ini dapat meningkatkan kualitas iman kita serta semoga kita semua masih diperkenankan untuk berjumpa dan beribadah di Ramadhan-Ramadhan selanjutnya. Aamiin Yaa Kariim...
#mkn
29 Ramadhan
2015
0 komentar:
Posting Komentar